Kendari – Jaelani, adalah sosok figur politisi muda di Bumi Anoa yang turut berkontestasi di Pemilu 2024. Jaelani maju di DPR RI semata-mata untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) di senayan kelak.
Ia merupakan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nomor urut 1.
Nomor 1 merupakan nomor spesial bagi Jaelani. Sebab, PKB merupakan nomor urut 1 dari puluhan partai politik di Pemilu 2024. Serta dirinya juga berada di nomor urut 1 di PKB Dapil Sultra untuk DPR RI. Selain itu, PKB juga mengusung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.
“Semoga PKB 1 kursi di DPR RI dan Abah Anies-Gus Imin menang di Pilpres 2024,” kata Jaelani dalam keterangannya.
Jaelani merupakan politisi kelahiran Kondongia Kabupaten Muna pada 23 Desember 1983. Ayahnya adalah pensiunan guru di Kabupaten Muna.
Karena didikan ayahnya yang seorang pendidik dan dukungan ibunya saban hari, Jaelani tumbuh menjadi generasi yang mandiri sejak duduk di bangku sekolah hingga kuliah.
Semasa bermahasiswa, Jaelani aktif di berbagai organisasi internal maupun eksternal. Di internal kampus, ia aktif di Unit Kegiatan (UK) Pers Mahasiswa. Karena itu, tulisan-tulisannya yang progresif selalu mewarnai halaman koran lokal maupun nasional.
Di organisasi eksternal kampus, Jaelani juga aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia bahkan pernah masuk jajaran Pengurus Besar (PB) PMII.
“Kampus adalah proses pendidikan untuk menemukan jati diri,” katanya.
Tempaan keras organisasi di masa kuliah, membuat dirinya mengalami kematangan berpikir dan membentuk jaringan pertemanannya hingga di Jakarta.
Bagi pria yang akrab disapa bang Jay ini, jaringan pertemanan ini tidak datang begitu saja. Tidak instan dan cepat. Membutuhkan proses yang lama, tentunya harus disokong loyalitas dan integritas.
Karena itu lah, ia diamanahkan menjadi Ketua Umum DKN Generasi Muda Desa Nusantara, sebuah organisasi kemasyarakatan yang menggalang generasi muda di tingkat desa dalam mendorong inovasi dan kemandirian desa.
Di organisasi ini, Jaelani bersama komunitas organisasinya melatih dan mendorong petani menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan.
“Kita pernah keliling untuk mengajal anak muda dan masyarakat petani untuk memanfaatkan pupuk organik di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Semangatnya untuk mendorong desa menjadi pusat pembangunan di Indonesia, salah satu perjuangannya di DPR RI adalah mendorong alokasi dana desa lebih banyak.
“Kita mendorong dana desa bisa sampai Rp5 miliar. Ini akan menjadi agenda perjuangan saya. Tentunya, anggaran yang demikian besar butuh pengawasan maksimal dari semua elemen hukum maupun masyarakat. Poin utamanya, jika dana desa ini dikelola dengan baik, profesional, akuntabel, kami yakin desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelas Jaelani yang juga penggiat desa di Sultra.
Jaelani mengaku telah banyak keliling di daerah terpencil di Sultra. Banyak desa yang belum tersentuh pembangunan. Untuk itu, diharapkan dana desa yang dialokasikan ke desa-desa bisa mendorong pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas pembangunan.
Selain menjadi peggiat desa, kemampuan Jaelani pernah digunakan untuk menjadi Tenaga Ahli DPR RI. Perannya menjadi tenaga ahli bersama partainya turut mendorong perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren.
Menurut Jaelani, pesantren adalah lembaga pendidikan yang lebih fokus pada pembentukan ahlak dan kualitas santri untuk kemajuan bangsa.
“Peran pesantren ini sangat penting dalam tatanan sosial dan kebangsaan kita saat ini. Tentunya, untuk meningkatkan kualitas pesantren, perlunya alokasi anggaran untuk seluruh pesantren di Indonesia. Ini menjadi salah satu perjuangan saya agar pesantren-pesantren di Sulawesi Tenggara turut mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat,” imbuhnya.
Tak hanya di sektor kepemudaan, desa dan pertanian, Jaelani juga menggagas Gerakan Bangkit UMKM.
Menurut Jaelani usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), memiliki peran strategis dalam perputaran ekonomi nasional. Ia mengingat, peristiwa krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998 hingga berdampak di tahun setelahnya, banyak perusahaan nasional dan luar negeri mengalami resesi ekonomi. Tidak sedikit mencabut investasinya di Indonesia.
“Saat itu, yang bertahan adalah para UMKM ini. Mereka yang bertahan memutar tuas ekonomi kita saat terjadi krisis. Untuk itu, salah satu perjuangan kami adalah mendorong peningkatan kualitas UMKM kita dan adanya alokasi anggaran untuk menumbuhkan UMKM, utamanya di Sulawesi Tenggara,” katanya.
Anak Muda Jadi Ketua Partai
Jaelani terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPW PKB Sulawesi Tenggara pada November 2022 lalu. Namun, jauh sebelum itu, ia telah aktif mengurus partai besutan Muhaimin Iskandar itu saat menjadi pengurus DPP.
Menilik wajah-wajah politisi di Sultra yang menakhodai partai politik, Jaelani bisa dibilang paling muda. Bahkan satu-satunya politisi yang memimpin partai dari asal tanah kelahirannya, di Muna.
Posisinya sebagai ketua partai ibarat antitesa dari fenomena politik Bumi Anoa yang selama ini mengkultuskan Muna adalah kiblat politik di Sultra. Padahal, tak ada satu pun politisinya saat ini menjadi ketua partai, selain Jaelani.
Menurut Jaelani, memimpin partai itu sama memimpin organisasi lainnya. Bedanya, partai adalah wadah perjuangan politik.
“Paling utama kepercayaan pengurus dalam mencapai target-target politik kita untuk kemaslahatan masyarakat Sulawesi Tenggara. Partai itu alat perjuangan untuk mewujudkan harapan masyarakat,” ujarnya.
Jaelani mengaku, selama mengurus PKB, dirinya terus mendorong kader untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di berbagai level.
Selain itu, terus memupuk solidaritas dalam memperjuangkan nilai, target dan orientasi partai yang berbasis kerakyatan.
Untuk itu, dalam menentukan pengurus partai, Jaelani mengaku tidak memandang latar belakang dan identitas. Menurutnya, PKB harus dibangun berdasarkan kesamaan pemikiran dalam bingkai ideologi partai maupun semangat kebersamaan untuk kemajuan bangsa dan daerah.
Ia berharap, di kepemimpinannya menjadi Ketua DPW PKB Sultra, seluruh target politik PKB bisa terwujud. Yakni, 1 kursi DPR RI, satu kursi setiap dapil DPRD provinsi dan kabupaten/kota, serta memenangkan pasangan Anies-Muhaimin. Rls
Editor: Muh Fajar