Muna Barat – Langit malam di Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat, Jumat (16/8) memancarkan kehangatan semangat patriotisme. Malam Taptu tahun ini, yang menandai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, menjanjikan sebuah acara yang lebih berkesan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Di Lapangan Desa Mekar Jaya, masyarakat berkumpul dengan penuh antusiasme, siap untuk merayakan dan meresapi makna kemerdekaan yang mendalam.
Acara dimulai dengan upacara khidmat yang dipimpin oleh Camat Tiworo Tengah, Rahman Saleh. Upacara ini berlangsung dengan suasana yang penuh penghormatan, menandakan betapa pentingnya acara ini dalam konteks nasionalisme dan tradisi. Setelah upacara selesai, peserta mulai menyalakan obor mereka, memulai pawai yang penuh simbolisme.
Pawai dimulai dari Lapangan Desa Mekar Jaya, menyusuri jalan yang penuh kenangan menuju Desa Wapae. Dari sini, pawai terus melaju menuju Desa Suka Damai, melewati perempatan Tugu Rambutan, sebelum akhirnya berakhir di Lapangan Desa Suka Damai. Cahaya obor yang menerangi jalur perjalanan ini seakan menjadi benang merah yang menghubungkan tiga desa, menandakan perjalanan panjang perjuangan kemerdekaan yang terus berlanjut.
“Acara ini bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga momen untuk menanamkan semangat kebangsaan dalam jiwa setiap warga. Ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan kembali arti kemerdekaan dan menghidupkan kembali semangat perjuangan yang telah diwariskan kepada kita,” ujar Camat Rahman Saleh dalam sambutannya, penuh semangat.
Di sepanjang perjalanan pawai, ratusan pelajar, aparat pemerintah, dan warga dari berbagai kalangan melintasi jalan-jalan desa dengan obor menyala di tangan. Pawai ini adalah sebuah panorama yang memukau, di mana cahaya obor menyinari setiap langkah dan memberikan pesan bahwa kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan kolektif yang harus dipertahankan.
Dalam perjalanan tersebut, kehadiran berbagai tokoh masyarakat dan pemuda juga menambah kekuatan acara. Mereka tidak hanya menyaksikan, tetapi juga berperan aktif dalam menghidupkan nilai-nilai kebangsaan di tengah arus modernisasi. Malam Taptu menjadi pengingat bahwa akar kebangsaan harus tetap kokoh meskipun zaman terus berubah.
Fitalia, seorang warga yang hadir, mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme masyarakat. “Saya selalu merasa bangga menyaksikan pawai obor ini setiap tahunnya. Api yang menyala di setiap obor membawa kembali semangat juang para pahlawan kita,” katanya dengan penuh haru. Perasaannya mencerminkan keterikatan mendalam antara masyarakat dan semangat kebangsaan yang tak pernah pudar.
Kapolsek Tiworo Tengah, IPDA Muhammad Saleh, juga hadir untuk memastikan keamanan selama acara. “Kami dari kepolisian berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan acara. Semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh warga harus terus kita jaga,” ujarnya, menekankan pentingnya persatuan dan keamanan dalam perayaan ini.
Saat obor terakhir dipadamkan dan pawai selesai, semangat yang menyala dalam diri setiap peserta tetap menyala. Malam Taptu malam itu tidak hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan mempersiapkan masyarakat menghadapi hari kemerdekaan dengan optimisme. Seperti obor yang menerangi jalan dalam gelap, semangat kebangsaan di Tiworo Tengah akan terus berkobar, menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan persatuan dan semangat cinta tanah air yang kuat, Tiworo Tengah dan seluruh Kabupaten Muna Barat siap untuk menerangi jalan panjang menuju kemajuan dan kesejahteraan. Malam Taptu bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga simbol dari semangat perjuangan yang abadi, menghidupkan kembali api semangat kebangsaan yang akan terus menyala sepanjang masa.
Laporan: Denyi Risman