Kendari – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto, secara resmi membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Tahun 2024 yang digelar Stasiun Meteorologi Maritim Kendari di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra pada Selasa (15/10).
Acara ini diawali dengan laporan Ketua Panitia SLCN, Sugeng Widarko, yang menyampaikan bahwa kegiatan SLCN 2024 ini dilaksanakan sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2022 serta Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011 yang menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim melalui koordinasi lintas sektor untuk melindungi ketahanan pangan, termasuk sektor perikanan.
Selain itu, dalam laporannya, disampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 58 peserta yang terdiri dari nelayan beserta stakeholder terkait antara lain Basarnas, Polairud, Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kendari, serta Balai Pengelola Transportasi Darat.
Lebih lanjut, acara dilanjutkan dengan sambutan Deputi Meteorologi BMKG yang diwakili oleh Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo. Dalam sambutanya dia memperkenalkan aplikasi INA-WIS atau Weather Information for Shipping.
Aplikasi yang dirancang untuk menyediakan informasi cuaca maritim yang akurat dan mudah diakses oleh para nelayan, guna meningkatkan keselamatan pelayaran.
Aplikasi tersebut ditujukan untuk para nelayan agar dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca yang dinamis, sehingga dapat meminimalkan risiko kecelakaan di laut dan memastikan aktivitas melaut berjalan dengan aman.
Selanjutnya, dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur secara resmi membuka SLCN tahun 2024.
Dalam sambutannya, Andap menyampaikan apresiasi serta dukungan atas kegiatan BMKG dalam memanfaatkan informasi cuaca dan iklim berbasis data akurat. Pemerintah akan mendukung penuh melalui kolaborasi Pentahelix yang melibatkan berbagai pihak.
Andap juga menyoroti keunggulan geografis Sultra yang terletak di antara Laut Banda dan Laut Flores, menjadikannya salah satu lumbung ikan nasional.
“Keunggulan geografis itu dapat kita lihat dari jumlah nelayan kita yang terus meningkat dari 79.531 jiwa pada 2023 menjadi 80.932 jiwa di 2024,” ujarnya.
Pj Gubernur menekankan bahwa meskipun teknologi semakin berkembang, tantangan yang dihadapi akibat anomali musim dan cuaca ekstrem tetap menjadi perhatian.
Untuk itu, pemerintah daerah bersama BMKG berkomitmen menyediakan pelatihan, akses teknologi, dan peningkatan infrastruktur guna membantu nelayan dalam merencanakan aktivitas penangkapan ikan secara efektif dan aman.
“Harapan kita, dengan pelatihan ini, produksi ikan tangkap yang tercatat sebanyak 270.151 ton pada tahun 2024 dapat terus meningkat. Hal ini akan membawa dampak positif pada ekonomi daerah, sekaligus mendukung upaya menurunkan angka stunting di Sulawesi Tenggara,” tambah Andap.
Dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang menyebabkan nelayan tidak melaut, Pj Gubernur menyebutkan adanya program Mata Pencaharian Alternatif (MPA) bagi nelayan yang didukung oleh Pemda berupa pengolahan hasil perikanan, budidaya rumput laut, udang, serta bandeng serta didukung dengan bantuan peralatan, bibit, serta sarana budidaya.
Pj Gubernur juga menekankan pentingnya pengembangan sistem peringatan dini cuaca maritim yang lebih baik serta akses informasi berbasis data akurat bagi nelayan.
“Ini merupakan bagian dari upaya kita meningkatkan kesiapsiagaan nelayan menghadapi perubahan iklim, sehingga aktivitas melaut lebih aman dan optimal,” pungkasnya.
Editor: Wiwid Abid Abadi