Muna Barat – Seorang siswa SD Negeri 4 Tiworo Selatan mengalami luka serius akibat kerusakan pada bangunan sekolah. Peristiwa ini terjadi pada 26 Oktober 2024, ketika siswa kelas 4 tersebut terjatuh karena lantai tegel di teras depan kelas yang sudah retak dan lepas. Insiden itu membuat siswa tersebut harus mendapatkan 50 jahitan di kakinya.
Sekolah Dasar Negeri 4 Tiworo Selatan di Desa Sangia Tiworo, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat, berdiri sejak tahun 1996 dan kini mengalami kerusakan parah di hampir seluruh bagian bangunannya.
Kondisi ini mengancam keselamatan para siswa dan guru, sehingga dewan guru dan pihak sekolah sepakat untuk menutup semua ruang kelas mulai hari ini, Sabtu (2/11).
Gedung sekolah yang pertama kali dibangun pada 1996 dan mendapat tambahan dua ruang kelas pada 1999 belum pernah mengalami renovasi besar hingga saat ini, kecuali renovasi ringan pada 2014. Padahal, jumlah siswa yang mencapai 96 orang dengan tenaga pengajar sebanyak 11 guru membuat keberadaan bangunan sekolah yang aman sangat dibutuhkan.
Menurut La Ode Amran Pogau, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SD Negeri 4 Tiworo Selatan, kerusakan pada bangunan sekolah sudah lama dikeluhkan kepada pemerintah daerah. Setiap tahun, pihak sekolah melaporkan kondisi gedung kepada Dinas Pendidikan Muna Barat, namun belum ada respons atau tindakan nyata.
“Kami sudah mengusulkan perbaikan sejak 2017, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ungkap Amran, Sabtu (2/11).
Amran menjelaskan bahwa salah satu kerusakan paling serius terjadi pada plafon kelas. Plafon di beberapa ruangan sudah rusak parah, bahkan sudah tidak ada lagi di tempatnya karena pihak sekolah memutuskan untuk mencopotnya. Langkah ini diambil untuk mencegah kecelakaan yang bisa terjadi akibat plafon yang sewaktu-waktu bisa runtuh.
“Kami harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi siswa. Nyawa mereka lebih berharga daripada yang lain,” ujar Amran.
Selain masalah plafon, kerusakan pada lantai tegel dan dinding bangunan juga menjadi ancaman. Insiden yang dialami siswa kelas 4 beberapa hari lalu membuat para orang tua semakin khawatir dengan kondisi bangunan sekolah.
Menurut salah satu orang tua siswa, La Teke, rasa cemas kini menyelimuti mereka setiap kali anak-anak mereka berada di sekolah.
“Saya takut, jangan sampai sekolah ini roboh. Kalau begini terus, lebih baik kita pindahkan sekolah anak kita,” ujarnya.
Ketua Komite Sekolah, La Setia, turut menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi bangunan SD Negeri 4 Tiworo Selatan. Ia menyayangkan sikap pemerintah daerah yang seolah-olah mengabaikan keselamatan siswa.
Menurut La Setia, komite sekolah dan para orang tua telah berulang kali meminta perhatian dari Dinas Pendidikan, namun hingga kini belum ada respons positif.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan, tetapi sepertinya belum menjadi prioritas bagi pemerintah. Kami sangat berharap ada tindakan konkret, apalagi setelah kejadian ini,” katanya penuh harap.
La Setia menegaskan bahwa kelas akan tetap ditutup sampai ada perhatian serius dari dinas pendidikan. Menurutnya, keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama, apalagi dengan kondisi cuaca yang mulai memasuki musim angin kencang.
“Jangan sampai ada korban lagi. Kalau tidak ada komitmen dari dinas, kami tidak akan membuka kelas. Ini adalah keputusan yang berat, tetapi demi keselamatan anak-anak,” tegas La Setia.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Muna Barat, Ahmad Ramadhan, belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait kondisi sekolah ini. Nomor kontak yang dimiliki wartawan tidak aktif, dan belum ada tanggapan dari pihak dinas pendidikan mengenai tindak lanjut perbaikan gedung SD Negeri 4 Tiworo Selatan.
Laporan: Denyi Risman