Kendari – Warga Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, resah dengan tumpukan sampah yang sudah seminggu tak diangkut di Jalan Ketapang. Kondisi ini tak hanya menimbulkan bau menyengat, tetapi juga mencemari lingkungan serta mengancam kesehatan warga setempat.
Menurut pantauan di lokasi, sampah menumpuk di area dekat permukiman, sehingga dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Situasi ini memicu keluhan warga yang meminta Pemerintah Kota Kendari segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
IL (58), warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, mengaku frustrasi dengan masalah ini. Ia mengatakan, meskipun sudah ada baliho peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan, masih banyak yang tidak mematuhinya.
“Kami sudah sering mengingatkan, bahkan memasang peringatan, tapi tetap saja ada yang membuang sampah di sini. Bau busuknya sangat mengganggu, bahkan sampai masuk ke rumah,” keluh IL pada Selasa (14/1).
Masalah semakin diperparah saat hujan turun. Aliran air hujan membawa sampah masuk ke lingkungan pemukiman, membuat area sekitar semakin tercemar. HM (29), warga lainnya, mengungkapkan bahwa banjir kecil kerap terjadi dan membawa limbah dari tumpukan sampah tersebut.
“Kalau hujan deras, sampah terbawa air ke lingkungan rumah kami. Kotor sekali dan sangat mengganggu. Masalah ini sudah terjadi lama, tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari pemerintah,” ujar HM.
Warga mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki pengelolaan sampah di wilayah tersebut. Mereka meminta adanya pengangkutan sampah secara rutin, penyediaan tempat pembuangan sementara (TPS) yang strategis, serta edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya manajemen sampah.
Masalah ini dinilai bukan sekadar persoalan estetika kota, melainkan ancaman kesehatan serius. Sampah yang menumpuk dapat menjadi tempat berkembang biaknya lalat, tikus, dan nyamuk, yang berpotensi menularkan penyakit seperti demam berdarah atau infeksi pernapasan akibat polusi udara.
Editor: Denyi Risman