Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) optimis untuk mewujudkan Wakatobi sebagai kabupaten konservasi maritim yang sentosa.
Hal itu sesuai visi misi Wakatobi di bawah kepemimpinan Haliana sebagai Bupati Wakatobi dan Ilmiati Daud sebagai Wakil Bupati Wakatobi.
Dan visi misi itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Wakatobi 2021-2026 sebagai pedoman untuk mewujudkan masyarakat Wakatobi yang Sentosa.
“Penetapan RPJMD Wakatobi Tahun 2021-2026 oleh DPRD Wakatobi sangat strategis untuk melegitimasi seluruh perencanaan daerah sebagai acuan pembangunan selama lima tahun ke depan masa kepemimpinan Haliana-Ilmiati,” kata Haliana kepada Sultranesia.
Pembangunan Wakatobi sesuai visi misi itu diharapkan semakin berkembang dan mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia serta dapat mencapai masyarakat yang sustainable, smart, sehat, sejahtera dan sholeh dengan kunci utama dapat mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki secara baik.
Potensi yang dimiliki Wakatobi merupakan peluang untuk dikelola secara baik sekaligus sebagai tantangan dalam pemanfaatannya sebagai faktor produksi dalam rencana pembangunan Kabupaten Wakatobi yang lebih baik.
“Potensi sektor perikanan dan sektor pariwisata Wakatobi merupakan andalan dalam akselerasi pembangunan ekonomi daerah, perlu ditingkatkan dengan strategi yang mumpuni dengan konsep kolaborasi berbagai stakeholder, pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, maupun NGO,” lanjutnya.
Kabupaten Wakatobi yang kini beranjak ke usia 18 tahun terus berbenah diri dengan berbagai implementasi pembangunan, banyaknya permasalahan pokok secara internal maupun eksternal.
Hal tersebut menjadi isu strategis dalam pembangunan Wakatobi diera Haliana-Ilmiati, khususnya sektor dasar seperti pendidikan, kesehatan, sosial dan infrastruktur.
“Merujuk dari statistik pembangunan ekonomi makro Kabupaten Wakatobi seperti angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran dan pendapatan perkapita harus ditingkatkan. Sehingga butuh keseriusan untuk menangani hal tersebut agar apa yang kita cita-citakan bersama dapat kita wujudkan,” pintanya.
Haliana berharap agar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Wakatobi dapat menginternalisasi dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) untuk mencapai dan mewujudkan Wakatobi sentosa.
“Saya juga mengajak kita semua untuk terus meningkatkan inovasi, kreatifitas dan kolaborasi untuk dapat mengelola potensi yang kita miliki guna menjadi kekuatan ekonomi yang sustainable dan berdaya saing,” tegasnya.
Wakatobi Sentosa yang hadir dengan berbagai strategi program yakni Merdeka Sehat, Merdeka Belajar, Merdeka Emas, Merdeka Pangan dan One Island, One School merupakan bentuk komitmen dan strategi Pemda Wakatobi untuk mengakselerasi penyelesaian berbagai masalah pokok.
Strategi dalam program Merdeka Pangan, Pemda Wakatobi mendorong berbagai komoditas pertanian untuk dikembangkan dan secara resmi telah meluncurkan pengembangan bawang merah sebagai salah satu komoditi unggulan yang telah dicanangkan Haliana-Ilmiati. Dimana setiap komoditi hasil pertanian akan dibeli oleh Pemda melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) untuk dipasarkan keluar daerah.
“Program Merdeka Pangan untuk menjawab tantangan global terhadap ancaman krisis pangan, sebagaimana Wakatobi telah ditetapkan sebagai salah satu dari enam kabupaten dan kota pusat pengembangan bawang merah di Sulawesi Tenggara. Ini sekaligus dapat menambah nilai ekonomi bagi masyarakat khususnya petani juga selain ketahanan pangan terjaga, ini juga diharapkan mampu menekan daya beli masyarakat ke luar daerah sehingga secara ekonomi, uang beredar di Wakatobi saja,” beber Haliana.
Di sisi lain dalam mendukung program Merdeka Pangan, Pemda Wakatobi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Wakatobi sebagai langkah awal telah membangun pilot project pengembangan Udang Vaname secara Biovlog di Kabupaten Wakatobi sebagai percontohan untuk pengembangan sektor.
Budidaya dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan telah masuk dalam perencanaan ditahun 2022 mendatang.
“Harapannya ketika ada pilot project, ketika berhasil dan secara kajian bisnisnya menguntungkan, paling tidak ada gambaran bagi masyarakat bahwa usaha ini bisa meningkatkan ekonomi dan ketika ada masyarakat ingin lakukan budidaya, kami bisa dampingi secara tekhnis,” tambahnya.
Tambak percontohan dengan system biovlog berdiameter 10 bertempat di Desa Numana Kecamatan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi telah ditabur bibit sebanyak 30 ribu sekaligus dilaunching oleh Bupati Wakatobi, Haliana.
Hal yang telah termuat dalam visi misi pemerintah daerah Wakatobi itu juga merupakan langkah kongkrit dalam menjawab tantangan secara nasional dalam pemenuhan kuota ekspor sesuai target Kemenyerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yakni 20 juta ton di 2022.
“Di 2021 ini baru diangka 7 juta ton, kurang lebih 13 juta ton yang belum bisa dipenuhi kuotanya,” bebernya.
Pada sektor Pendidikan, melalui program Merdeka Belajar Pemda Wakatobi juga telah mengalokasikan anggaran untuk beasiswa bagi siswa berprestasi maupun siswa tidak mampu dalam rangka mencerdaskan masyarakat sesuai amanat undang-undang memcerdaskan kehidupan bangsa.
ADVETORIAL