Enam Polisi di Baubau Aniaya Junior hingga Alami Kebocoran Pankreas

Ilustrasi enam oknum polisi di Baubau diduga mengeroyok seorang junior mereka di dalam barak hingga korban mengalami kebocoran pankreas dan harus dirawat intensif. Foto: Sultranesia.com.

Kendari – Barak Polres Baubau yang seharusnya menjadi tempat istirahat bagi para anggota kepolisian justru berubah menjadi arena kekerasan. Enam oknum polisi berpangkat Brigadir Dua (Bripda) diduga menganiaya junior mereka, Bripda A (22), hingga korban mengalami kebocoran pankreas yang menyebabkan keluarnya darah.

Akibat penganiayaan tersebut, Bripda A harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baubau dan akan segera dirujuk ke Makassar untuk perawatan lebih lanjut.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, Kombes Iis Kristian, membenarkan bahwa keenam oknum anggota Polres Baubau yang diduga sebagai pelaku telah diamankan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sultra.

“Iya benar. Kemarin Propam Polda Sultra sudah Patsus enam orang yang diduga pelaku penganiayaan terhadap satu anggota dari Polres Baubau,” kata Iis di ruang kerjanya, dikutip melalui Kompas.com, Rabu (26/2).

Bukannya menjadi rekan dan pelindung, enam senior justru menjadi algojo bagi junior mereka. Peristiwa bermula ketika korban dan delapan anggota lainnya sedang tidur di barak sekitar pukul 23.00 WITA, Jumat (21/2) malam. Mereka tiba-tiba dibangunkan oleh enam senior yang kemudian menanyakan nama-nama senior mereka.

“Empat orang hafal dan lima orang tidak hafal nama seniornya, sehingga terjadi pemukulan bagi yang tidak tahu nama seniornya,” ujar Iis.

Dari lima anggota yang menjadi sasaran kekerasan, Bripda A mengalami luka paling parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Kombes Iis menambahkan bahwa keenam pelaku kini menjalani dua jalur pemeriksaan, yaitu kode etik dan pidana umum terkait penganiayaan yang mereka lakukan.

“Jalan bersamaan kode etik dan juga kasus penganiayaan terhadap anggota polisi tersebut,” jelasnya.

Tradisi senioritas yang seharusnya menjadi ajang pembelajaran justru berujung petaka. Hingga saat ini, kepolisian masih mendalami insiden ini, termasuk kemungkinan adanya pengaruh minuman keras dalam kejadian tersebut.


Editor: Redaksi

error: Content is protected !!