Kendari – Di tengah bara kenangan yang masih menyisakan luka, secercah harapan mulai menyala di TPA Puuwatu, Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari.
Warga yang kehilangan tempat berteduh akibat kebakaran kini mendapat uluran tangan dari Polresta Kendari, Pemerintah Kota, dan mahasiswa yang turun langsung membawa bantuan jelang Ramadhan, Jumat (28/2).
Duka yang masih mengendap di sudut-sudut hunian sementara mereka kini sedikit terobati dengan kedatangan bantuan berupa sembako. Beras, minyak goreng, gula, dan bahan pokok lainnya dibagikan sebagai wujud kepedulian agar mereka tidak melewati bulan suci dalam kesulitan yang lebih dalam.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol. Eko Widiantoro, menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan sekadar membawa bantuan, tetapi juga harapan bagi warga yang tengah berjuang bangkit dari musibah.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat, terutama yang kurang mampu, dapat merasakan kebahagiaan menyambut bulan Ramadhan. Bantuan ini diharapkan dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok menjelang bulan suci,” ujarnya.
Musibah yang melanda TPA Puuwatu tak hanya melalap harta benda, tetapi juga menciptakan bayang-bayang ketidakpastian. Namun, di tengah abu yang tersisa, semangat gotong royong mulai membentuk fondasi baru. Kehadiran mahasiswa dalam aksi sosial ini menambah kekuatan moral bagi warga yang masih mencoba berdiri kembali.
Tak sekadar aksi filantropi, ini adalah bentuk nyata solidaritas sosial yang coba diperkuat.
“Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat ikatan sosial dan membantu mereka yang membutuhkan. Kami berharap bantuan yang disalurkan ini dapat sedikit meringankan beban mereka,” tambah Eko Widiantoro.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Kendari, Muh. Saiful, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menanggulangi dampak bencana yang masih membekas.
“Kolaborasi antara Polresta, Pemerintah Kota, dan mahasiswa sangatlah penting. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama mereka yang menghadapi kesulitan ekonomi akibat musibah yang terjadi,” katanya.
Bagi warga Puuwatu, setiap karung beras yang diterima bukan sekadar bahan makanan, melainkan bukti bahwa mereka tak sendirian.
“Saya sangat berterima kasih kepada Polresta Kendari yang sudah memberikan bantuan ini. Semoga apa yang dilakukan Polresta bisa menjadi ladang pahala,” ujar Siti, seorang penerima bantuan dengan mata berbinar.
Ramadhan tinggal hitungan jam. Meski luka belum sepenuhnya sembuh, kehangatan kepedulian yang mengalir di Puuwatu menjadi pertanda bahwa harapan masih ada. Bantuan ini bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari solidaritas yang akan terus berlanjut.
Editor: Denyi Risman