Baubau – Harga berbagai kebutuhan di Kota Baubau perlahan merangkak naik, menggerus daya beli masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau, Februari 2025 mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 0,08 persen, mendorong kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,97 pada Februari 2024 menjadi 106,05 pada Februari 2025.
Kepala BPS Baubau, Towedy Marthinus Layico, dalam keterangannya pada Senin (3/3), menjelaskan bahwa inflasi ini terjadi akibat lonjakan harga di sembilan kelompok pengeluaran utama masyarakat.
“Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,58 persen; pakaian dan alas kaki sebesar 1,66 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,93 persen, kelompok transportasi sebesar 1,87 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen,” ujar Towedy.
Tak hanya itu, sektor rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami kenaikan 2,15 persen, sementara pendidikan naik 0,39 persen. Masyarakat yang gemar makan di luar pun harus merogoh kocek lebih dalam, sebab penyediaan makanan dan minuman/restoran melonjak 4,82 persen. Perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 4,63 persen.
Di tengah tekanan kenaikan harga tersebut, ada secercah harapan dari sektor lain. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga justru mencatat penurunan harga sebesar 10,68 persen, diikuti oleh sektor kesehatan yang turun 0,74 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 10,68 persen serta kesehatan sebesar 0,74 persen. Tingkat inflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing sebesar 0,21 persen dan -1,64 persen,” imbuh Towedy.
Meski ada penurunan di beberapa sektor, nyatanya lonjakan harga kebutuhan sehari-hari masih membayangi masyarakat Baubau. Dari meja makan hingga transportasi, biaya hidup terus naik, memaksa masyarakat untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.
Editor: Redaksi