Berita  

Gubernur ASR Desak Pembentukan Kodam di Sultra

Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka (ASR), berbincang dengan Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, saat pertemuan di Makorem 143/Halu Oleo, Kendari, Selasa (11/3). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah ladang emas yang berkilau, penuh dengan sumber daya alam berharga dan obyek vital strategis. Namun, di tengah kekayaan itu, pagar penjagaannya masih terlalu rapuh.

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR), menegaskan bahwa daerah ini tak bisa lagi hanya mengandalkan satu batalyon infanteri untuk menjaga stabilitas keamanan.

“Kita melihat luas wilayah Sultra ini terdiri dari daratan dan kepulauan, yang ada di sini (Kendari) adalah Korem dengan kekuatan satu batalyon infanteri (725),” tegas ASR usai bertemu Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, di Makorem 143/Halu Oleo, Selasa (11/3) lalu.

Bagi ASR, keamanan bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi soal seberapa cepat aparat bisa bergerak saat ancaman datang. Dengan kondisi saat ini, kata dia, mobilisasi pasukan ke daerah-daerah kepulauan seperti Wakatobi akan menjadi kendala besar jika terjadi gangguan keamanan.

“Kita ini cuma punya Yonif 725, kompinya ada di Kolaka dan Baubau, coba kalau terjadi sesuatu misalnya di Wakatobi atau daerah kepulauan, padahal dibutuhkan kecepatan, sarana kita tidak memungkinkan, maka memang ke depan kita butuh (penambahan satuan), semua harus terisi,” ujarnya.

ASR menyoroti betapa strategisnya posisi Sultra. Dengan kekayaan alam yang luar biasa dan obyek vital yang tersebar luas, keamanan tak boleh dibiarkan longgar.

“Selain itu juga, kepolisian hanya beberapa, jadi masih ada beberapa daerah yang tidak terkaver. Padahal, Sultra ini sumber daya alamnya luar biasa, obyek vital itu banyak di sini,” katanya.

Untuk itulah, Pemprov Sultra tak hanya menyuarakan aspirasi, tetapi juga siap turun tangan. ASR memastikan bahwa pihaknya akan menyiapkan lahan dan anggaran untuk mendukung rencana pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam) di Bumi Anoa.

“Untuk mempercepat itu ya kami siapkan lahan. Saya sudah berbicara dengan Forkopimda dan yang lain bahwa sebenarnya anggarannya ada. Ke depan kita juga akan memberikan bantuan. Sasaran utama (penambahan satuan) adalah Kodim dan Polres, selanjutnya batalyon karena luas wilayah kita,” tambahnya.

Langkah ini tak sekadar strategi militer, tetapi juga komitmen menjaga rumah sendiri. Ketika sumber daya alam melimpah dan kepentingan negara begitu besar di Sultra, pertahanan tak boleh lemah. ASR menegaskan, sudah saatnya Bumi Anoa memiliki Kodam sendiri agar tak lagi bergantung pada Korem semata.

Dengan rencana TNI AD yang akan membentuk lima Kodam baru pada 2025 di Riau, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Papua Selatan, ASR berharap Sultra tak lagi sekadar menunggu. Keamanan adalah harga mati, dan pagar pelindungnya harus diperkuat sebelum ancaman benar-benar datang mengetuk.


Editor: Redaksi

error: Content is protected !!