Kepala Desa Sangi-sangi, Kecamatan Laonti, Kabaupaten Konawe Selatan (Konsel), Ruslan, mengungkapkan kondisi banjir di desanya yang terjadi pada Minggu (3/7) lalu. Dia mengatakan, banjir tersebut merendam sekitar 50 rumah warganya.
Menurut Ruslan, banjir di desanya terjadi hampir setiap tahun. Bahkan satu tahun bisa dua hingga tiga kali. Menurutnya, banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi, volume air sungai yang melintas di tengah desanya meninggi, dan bertepatan pula dengan pasang air laut.
“Kalau masalah banjir setiap tahun itu terjadi. Kadang dua kali sampe tiga kali setahun. Karena setiap banjir itu air (laut) juga naik. Jadi pertemuan air gunung dan air laut tertumpuk disitu, jadi terjadi lah banjir. Jadi bukan hanya kemarin saja. Sebelumnya, hujan satu jam dua jam juga banjir,” kata Ruslan kepada awak media, Selasa (5/7) malam.
Selain itu, penyabab lain terjadinya banjir, kata Ruslan, adanya pendangkalan dan penyempitan sungai yang melintas di tengah pemukiman warga.
“Kali itu menyempit karena adanya pembangunan warga. Jadi kalau hujan, kali tidak bisa tampung air, jadi meluap sampai masuk ke rumah,” ungkapnya.
Selain itu, kondisi pemukiman warga yang rendah, membuat air yang meluap dengan mudah masuk ke pemukiman.
“Tapi kalau banjir itu cepat surut, setengah sampai satu jam itu sudah surut airnya,” ujar Ruslan menambahkan.
Ruslan juga tak mau mengambing hitamkan aktivitas pertambangan PT Gerbang Multi Sejahtera sebagai penyebab terjadinya banjir. Sebelum datangnya perusahaan, kata dia, juga sudah terjadi banjir.
“Kalau kita lihat, sebelum datang juga perusahaan sudah terjadi banjir, karena mungkin adanya penebangan hutan atau pembukaan lahan perkebunan sebelumnya. Airnya juga sudah merah begitu,” ujarnya.
“Kalau mau disalahkan juga aktivitas pertambangan tidak juga. Ini kondisi alam. Sebelum juga perusahaan masuk di atas, kan sudah banjir memang. Jadi tidak bisa serta merta disalahkan perusahaan,” sambungnya.
Terkait banjir yang melanda desanya, kata Ruslan, pihak perusahaan sudah menawarkan bantuan untuk mengeruk kali di tengah pemukiman yang mengalami pendangkalan.
“Pihak perusahaan sudah mau bantu, cuma memang kendala jalan, alat berat perusahan tidak bisa lewat,” katanya.
Pihak perusahaan juga menawarkan akan membuat sediment pond agar air sungai tidak merah. “Pihak perusahaan sudah menyampaikan akan membangun sediment pont supaya air dari atas tidak sekeruh itu,” pungkasnya.
Pemerintah Desa Sangi-sangi juga sedang mencarikan solusi agar tidak terjadi banjir lagi. Salah satunya dengan meninggikan tanggul sungai.
Editor: Wiwid Abid Abadi