Berita  

Ulfiah, Legislator Konawe dengan Segudang Prestasi

Ulfiah. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Salah seorang anggota DPRD Konawe, Ulfiah, tak bisa dipandang remeh. Wanita asal Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, ini menorehkan segudang prestasi.

Salah satunya adalah dinobatkan sebagai tokoh perempuan inspiratif dan berprestasi di Indonesia oleh Kementrian  Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia pada 2021.

Di tahun yang sama Ulfiah juga diberi penghargaan sebagai Ibu Bumi dari Kementrian PPPA atas dedikasinya terhadap lingkungan pesisir.

Untuk di politik, Ulfiah juga tercatat pernah dinobatkan sebagai peserta Diklat Terbaik Partai Gerindra se-Indonesia.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Konawe ini sudah aktif bergerak sebagai pegiat lingkungan dan aktivis perempuan bahkan sebelum menjadi anggota legislatif.

“Saya memang sudah lama aktif mengkampanyekan perlindungan kawasan konservasi dan wisata lingkungan pesisir, juga bagaimana masyarakat pesisir juga mendapatkan hak-haknya,” kata Ulfiah.

Wanita asal Desa Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe ini mengkampanyekan lingkungan pesisir melalui yayasan yang ia dirikan, yakni Yayasan Anak Pantai Sejahtera (YAPS).

Setelah terpilih menjadi anggota DPRD Konawe periode 2019 – 2024, Ulfiah tak lantas meninggalkan yayasannya, bahkan dia lebih aktif dengan menjadi dewan pembina.

Ulfiah saat rapat di DPRD Konawe. Foto: Dok. Istimewa.

Jabatannya sebagai anggota legislatif Konawe ia dijadikan jembatan untuk terus memperjuangkan lingkungan pesisir.

“Karena saya memang masih cinta dan serius dengan isu-isu lingkungan dan kawasan pesisir,” katanya.

Ulfiah bercerita, saat tahun pertama menjabat sebagai anggota dewan, dia duduk di Komisi III yang lingkup kerjanya pada pariwisata.

Di posisi itu, terus aktif memperjuangkan kebijakan untuk lingkungan, kawasan konservasi laut termasuk pembinaan UMKM di masyarakat pesisir.

Begitupula ketika menjadi anggota di Komisi 1 DPRD Konawe yang wilayah tugasnya meliputi pemerintahan.

“Saya tetap kombinasikan atau berkolaborasi dengan pemerintah desa atau kelurahan untuk edukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan,” katanya.

Namun, ujar Ulfiah, mindset atau cara pandang di masyarakat untuk terus menjaga lingkungan perlahan mulai berubah dari apatis menjadi lebih peduli.

“Kadang terbilang unik juga, seorang politisi yang mengawasi pemerintahan, tapi juga turut aktif di isu-isu lingkungan,” ucapnya.

Tantangan lain yang juga dirasa yakni membagi waktu saat di DPRD dengan kegiatan lain di yayasan.  Apalagi terdapat keluhan masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan.

Menurutnya, saat ini masih banyak tindakan masyarakat atau oknum terkadang berdampak pada kerusakan lingkungan.

“Apalagi saat kerusakan lingkungan seperti membuang sampah di wilayah pesisir karena adanya aktivitas masyarakat atau kelompok tertentu sangat miris,” ungkapnya.

Selain itu, tantangan lain yang juga dirasa yakni membagi waktu saat di DPRD dengan kegiatan lain di yayasan. Apalagi terdapat keluhan masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan.

Menurutnya, saat ini masih banyak tindakan masyarakat atau oknum terkadang berdampak pada kerusakan lingkungan.

“Apalagi saat kerusakan lingkungan seperti membuang sampah di wilayah pesisir karena adanya aktivitas masyarakat atau kelompok tertentu sangat miris,” tuturnya.

Ulfiah saat mengibarkan bendera merah putih di bawah laut. Foto: Dok. Istimewa.

Ulfiah mengatakan, saat ini 70 persen dampak kerusakan lingkungan di wilayah pesisir banyak diakibatkan sampah.

Untuk itu, dirinya terus mengedukasi masyarakat agar tetap menjaga lingkungan salah satunya dengan tidak membuang sampah di laut.

Dirinya mengajak dari kalangan anak muda dari berbagai komunitas atau kelompok mahasiswa maupun pelajar.

“Dan luar biasa beberapa gerakan kita juga didukung oleh pemerintah dan BUMN, alhamdulillah di wilayah pesisir terutama Lalonggasumeeto sudah ada bank sampah,” ungkapnya.

Ulfiah saat menerima penghargaan Ibu Bumi. Foto: Dok. Istimewa.

Dengan adanya gerakan melindungi lingkungan dan kawasan konservasi, Ulfiah mengungkapkan bahkan bukan hanya mendapat dukungan pemerintah.
Namun, ada pula dukungan dari komunitas pecinta lingkungan dari Prancis.

Selain berbagai kegiatan juga mendapat suport dana dari komunitas tersebut.
“Karena memang regulasi kita mengatur jika ada lembaga luar negeri yang ingin bergerak untuk menjaga lingkungan maka harus berkolaborasi dengan lembaga atau yayasan yang betul-betul peduli dengan lingkungan,” ungkapnya.

Dia berharap terus berkarya baik sebagai anggota DPRD maupun sebagai aktivis lingkungan, perempuan dan anak.


ADVETORIAL

error: Content is protected !!