Berita  

PRB 2023 di Kendari, 20 Fasilitator PB Inklusif Penyandang Disabilitas Ikut Pelatihan

Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Sebanyak 20 Fasilitator Penanggulangan Bencana (PB) inklusif penyandang disabilitas mengikuti pelatihan yang digelar dalam rangkaian peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2023 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan pelatihan tersebut digelar oleh Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia and the Philippines, sebuah lembaga non-pemerintah internasional yang berkantor pusat di Jerman.

Pelatihan itu digelar di salah satu hotel Kendari pada 4 hingga 8 Oktober 2023 melibatkan 20 peserta yang terdiri dari BPBD Sultra 5 orang, OPDIS Sultra 2 orang, OPDIS Sulawesi Utara (Sulut) 1 orang, OPDIS Sulawesi Barat (Sulbar) 1 orang, OPDIS Sulawesi Selatan (Sulsel) 1 orang, OPDIS Gunung Kidul 1 orang, dan peserta terbuka 9 orang.

Sementara penyelenggara yang hadir terdiri dari 8 orang yaitu ASB 3 orang, fasilitator 3 orang, dan SLI 2 orang.

Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup mengatakan bahwa 20 peserta tersebut akan menjadi tenaga sukarela masalah kebencanaan dengan mengajar masyarakat, khususnya disabilitas di wilayah Sultra. Karena dibentuk oleh organisasi dari luar, gaji 20 fasilitator tersebut juga dari luar negeri.

“Pendaftaran pelatihan tersebut dibuka untuk 198 orang, namun yang diterima hanya 20 orang dengan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara,” ungkap Yusup di Kendari pada Rabu (4/10).

Lanjutnya, tugas dari fasilitator PB inklusif penyandang disabilitas tersebut adalah untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat sesuai dengan potensi dan risiko bencana yang ada di daerah masing-masing.

Kata dia, fasilitator PB inklusif penyandang disabilitas tersebut baru terbentuk di Sultra dan akan bekerja khusus untuk wilayah Sultra dalam penanganan dan pencegahan bencana.

Rapat persiapan PRB 2023 yang digelar BPBD Sultra. Foto: Dok. Istimewa.

Beberapa potensi bencana di wilayah Sultra utamanya daratan dan kepulauan yaitu besar bencana yaitu banjir, gempa, puting beliung, banjir rob di sebagian daratan, konflik sosial, serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Sementara daerah kepulauan, potensi bencana yang besar adalah banjir rob, angin puting beliung, dan kekeringan seperti yang dialami saat ini.

Ia harap, fasilitator yang dilatih tersebut menjadi kekuatan tambahan yang akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Pemda serta stakeholder terkait untuk meminimalisir bencana ataupun dampak bencana yang mungkin saja bisa terjadi.

Untuk diketahui, ASB bekerja di Indonesia sejak tahun 2006 berdasarkan Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Indonesia yang bekerja untuk mendukung pembangunan ketangguhan masyarakat yang inklusif.


ADVETORIAL

error: Content is protected !!