Muna Barat – Kemunculan sejumlah anak buaya di sekitar jalan poros Desa Lakalamba, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat, menggegerkan warga. Lokasi penampakan tak jauh dari proyek pembangunan Masjid Agung Muna Barat, kian memicu kekhawatiran.
Dalam dua hari terakhir, warga melaporkan beberapa kali melihat anak buaya di area tersebut. Bahkan, satu ekor berhasil ditangkap pagi tadi.
“Sering muncul, terutama di dekat deker depan pembangunan masjid. Tadi pagi satu ekor anak buaya ditangkap,” ujar Asry, warga setempat, kepada Sultranesia.com, Rabu (1/5).
Menurutnya, dua hari sebelumnya ia sempat melihat dua ekor anak buaya sedang berjemur di lokasi yang sama. Ia khawatir keselamatan anak-anak yang biasa bermain dan mandi di sekitar saluran air terancam.
“Kami sudah larang anak-anak mandi di situ. Takut diserang buaya,” katanya.
Sekretaris Desa Lakalamba, La Hafia, membenarkan adanya penampakan anak buaya. Ia menyebut salah satu anak buaya ditemukan warga saat memancing di perbatasan Desa Lakalamba dan Desa Wandoke, Kecamatan Tiworo Kepulauan.
“Waktu warga tarik pancing, bukan ikan yang kena, tapi anak buaya panjangnya sekitar satu meter lebih,” ujarnya.
La Hafia juga mengungkap bahwa pada Februari lalu, warga sempat melihat buaya dewasa yang diduga induk dari anak-anak buaya tersebut. Ukuran buaya itu diperkirakan mencapai dua meter.
“Kalau ada induknya, bisa lebih berbahaya. Anak-anaknya saja sudah bikin resah,” jelasnya.
Pemerintah desa telah mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujan ketika saluran air meluap hingga ke halaman rumah. Warga juga diminta menjauhi area rawan kemunculan buaya.
“Saluran air di depan rumah warga jadi jalur potensial buaya masuk ke permukiman. Kami sudah sosialisasi, dan akan segera menyurati BKSDA untuk penanganan,” tegasnya.
Diduga, buaya-buaya tersebut berasal dari Kali Tiworo yang alirannya melewati wilayah Desa Lakalamba. Warga kini hidup dalam kewaspadaan tinggi dan berharap ada tindakan cepat dari pihak berwenang.
Editor: Denyi Risman