Berita  

Andil Program Ketahanan Pangan Siswa dalam Pengendalian Inflasi di Sultra

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya saat panen raya cabai di SMKN 5 Konawe. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) meluncurkan program ketahanan pangan siswa sebagai bagian dari implementasi Merdeka Belajar.

Program tersebut resmi dilaunching pada Selasa 6 Juni 2023 lalu di SMKN PP 5 Kabupaten Konawe.

Program yang diprakarsai Kadis Dikbud Sultra, Yusmin itu merupakan gerakan menanam tiga komoditas primer, yakni cabai, tomat dan bawang secara serentak oleh siswa-siswi SMK dan SMA se-Sultra di lingkungan sekolahnya masing-masing.

Selain punya tujuan utama yakni menyukseskan program merdeka belajar, dan mengajari para siswa-siswi langsung praktik di lapangan, tujuan lain dari program itu adalah membantu pemerintah mengendalikan inflasi.

Dipilihnya cabai, tomat dan bawang untuk ditanam, mengingat tiga komiditas itu, berdasarkan beberapa triwulan terkahir laporan Badan Pusat Statistik, masuk dalam jajaran penyumbang inflasi di daerah.

Selain itu, tiga komoditas tersebut dipilih karena memiliki masa tanam hingga panen yang cukup pendek, dan tentu biaya perawatannya juga terjangkau.

Setelah tiga bulan program itu dilauncing, sejumlah sekolah sudah mulai memanen hasilnya, bahkan sejumlah sekolah berhasil panen hingga ratusan kilogram bahkan ada yang mencapai satu ton.

Teranyar yang berhasil melakukan panen raya cabai sebanyak 4.500 pohon adalah SMKN PP 5 Konawe pada Rabu (13/9). Panen raya tersebut dihadiri langsung Kadisdibud Sultra, Yusmin, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya.

Panen cabai di SMKN 5 Konawe hari ini merupakan yang ketiga kalinya, pada panen pertama dan kedua sekitar 200 kilogram. 4.500 pohon cabai itu bisa dipanen delapan sampai sepuluh kali, dan diperkirakan mengasilkan total 2 ton lebih.

Hasil dari penen tersebut ada yang dibagikan ke orang tua siswa, warga sekitar sekolah, bahkan sampai dijual ke pasaran. Uang hasil penjualan diputar untuk biaya produksi selanjutnya, sisanya digunakan untuk memenuhi kegiatan para siswa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) Doni Septadijaya bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi, Yusmin, melakukan panen raya cabai hasil pertanian siswa SMKN PP 5 Konawe pada Rabu (13/9). Foto: Wiwid Abid Abadi/Sultranesia.

Kepala Perwakilan Bank Sultra, Doni Septadijaya, mengaku tak menduga bahwa lingkungan sekolah memberi andil dalam upaya pengendalian inflasi di daerah.

“Kami melihat secara makronya bahwa pengendalian inflasi di Sultra tidak terduga-duga ternyata bisa dilakukan di lingkungan sekolah,” kata Doni.

Doni memuji program Dikbud Sultra ini setinggi langit dengan menyebut sebagai sebuah terobosan di luar dugaan dan luar biasa.

“Ini merupakan sebuah terobosan yang luar biasa, karena biasanya untuk pengendalian inflasi kami harus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Ketehanan Pangan, dan di Sultra cukup dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.

Doni kembali tak menyangka, bahwa untuk pemenuhan komoditas strategis bisa bisa dilakukan oleh siswa-siswi dengan memanfaatkan lahan area sekolahnya.

“Ternyata untuk pemenuhan kebutuhan komoditas strategis, seperti tomat, cabai dan bawang merah bisa dipenuhi dari SMK-SMK yang ada di Sultra, potensinya luar biasa, ada ratusan, saya rasa ini bukan program ketahanan pangan lagi, tapi ini sudah merupakan program kemandirian pangan,” imbuuhnya.

Doni berjanji, pihaknya akan mendukung penuh program tersebut. Sebagai langkah awal pihaknya akan membantu pupuk organik.

Informasi yang dihimpun, dalam beberapa hari ke depan, beberapa sekolah seperti di Baubau, Muna dan Muna Barat juga siap untuk memanen cabai, tomat dan bawang yang jumlahnya mencapai ratusan kilogram.


Editor: Muh Fajar RA

error: Content is protected !!