Aspal Buton jadi Perhatian Serius Presiden Jokowi

Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat meninjau pabrik aspal PT Wika Bitumen, Buton, Selasa (27/9). Foto: Dok. BPMI Setpres/Laily Rachev.

Buton – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi pabrik aspal milik PT Wika Bitumen di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (27/9).

Dalam kunjungan tersebut, Presiden terkesan dengan potensi aspal yang sangat besar di Buton.

Bahkan, melihat besarnya potensi aspal tersebut, Presiden langsung memutuskan dua tahun ke depan, Indonesia tidak akan mengimpor aspal lagi.

“Tadi sudah kita putuskan, dua tahun lagi tidak ada impor aspal,” kata Presiden dalam keterangannya seperti dikutip dari laman Twitrer resmi Sekretariat Kabinet.

Namun, Presiden juga menyangkan potensi aspal belum dikelola dengan baik.

Untuk itu, Preside langsung menaruh perhatian serius dengan aspal Buton. Dia meminta jajarannya agar pengolahan aspal harus dikerjakan oleh Kabupaten Buton melalui berbagai skema kerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta.

“Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. Silahkan, BUMN silahkan, swasta silahkan, join dengan asing juga silahkan. Tetapi kita ingin ada nilai tambah dari aspal yang ada di Buton,” tegasnya.

Presiden mengatakan, impor aspal yang selama ini dilakukan jumlahnya hampir mencapai 5 juta ton per tahun. Padahal, Kabupaten Buton memiliki potensi aspal yang sangat besar hingga mencapai 662 juta ton.

“Ada potensi 662 juta ton di sini, gede sekali. Sehingga kalau setahun impor 5 juta [ton], itu kita kira-kira masih 120 tahun ini bisa kita olah aspal yang ada di sini,” tuturnya.

Presiden berharap agar potensi yang besar tersebut dapat segera direalisasikan sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dan Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal.

“Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini.  Sehingga kita harapkan, Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang,” pungkasnya.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!