Muna Barat – Sebanyak 7,2 ton bibit bawang merah diserahkan kepada enam kelompok tani yang berada di enam desa di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penyerahan bibit bawang merah ini diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri di pelataran kantor Dinas Pertanian Mubar, Rabu (28/6).
Enam kelompok tani yang menerima bibit bawang merah yakni kelompok desa yang berada di Wulanga Jaya, Mekar Jaya, Parura Jaya, Kasimpa Jaya, Lailangga, dan Umba.
Pj Bupati Mubar, Bahri mengatakan pemerintah daerah menyerahkan bibit bawang merah kepada kelompok tani dalam rangka pengendalian inflasi. Dalam pengendalian inflasi ini, ada enam langkah yang wajib dilaksanakan salah satunya dengan gerakan tanam cepat panen.
Gerakan tanam cepat panen yang diambil adalah komoditas pangan yang menyumbang inflasi di Mubar, salah satunya bawang merah ini. Bibit bawang ini berasal dari daerah yang telah melakukan penandatangan kerja sama antar daerah seperti Enrekang dan Bima.
“Jadi, hari ini kita menyerahkan bantuan bibit bawang merah. Bibit yang kita siapkan 7,2 ton. Sementara untuk lahan yang disiapkan kurang lebih 10 hektare yang tersebar di tiga wilayah besar,” ujar Bahri.
Alumni 07 STPDN ini melanjutkan, nantinya para petani didampingi penyuluh dan tenaga ahli teknologi yang didatangkan dari Bima akan membuat demplot untuk membudidayakan bawang merah ini.
“Di Mubar banyak lahan tidur yang bisa dikembangkan, dan kita coba mengembangkan potensi bawang merah. Sebab, kultur tanah di Mubar dan di Bima sangat mirip,” terangnya.
Dia menambahkan dari 7,2 ton bibit bawang merah ini seluruhnya merupakan bibit pilihan. Dari 7,2 ton ini akan diberikan masing-masing kelompok 1,2 ton untuk luas lahan satu hektare.
“Jadi, satu hektare lahan ini akan disiapkan 1,2 ton bibit bawang merah. Jika budi daya bawang ini berhasil akan menghasilkan minimal 9 ton bawang merah. Kita berharap budidaya bawang merah di Mubar berhasil dan Mubar dapat menjadi salah satu daerah penghasil bawang merah,” tutup Direktur Perencanaan Anggaran Daerah, Kemendagri ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Mubar, Nestor Jono mengungkapkan
anggaran yang disiapkan sekitar Rp400 juta yang berasal dari dana BTT. Jika ditotalkan masing-masing kelompok mendapatkan anggaran Rp80 juta hingga Rp90 juta.
“Jadi, dana yang dibantu ini bukan hanya untuk bibit bawang saja. Tetapi juga dibantu mulai dari saprodi, pupuknya, HOK (orang yang menanam dan memanen dibayar), pestisidanya. Dari pra panen hingga pasca panen sesuai intruksi Pj Bupati Mubar, Bahri dilakukan intervensi,” beberanya.
Nestor Jono mengungkapkan, kelompok tani dari enam desa ini nantinya akan terus didampingi oleh penyuluh pertanian dan tenaga ahli teknologi.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Umba, La Ode Alwi Haidatul mengaku sangat menyambut baik program prioritas Pj Bupati Mubar, Bahri dalam melakukan penanganan inflasi ini. Apalagi, komoditas pangan seperti bawang merah ini salah satu yang menyumbang inflasi di Mubar.
Kata dia, Desa Umba merupakan salah satu desa yang ditunjuk sebagai daerah budidaya bawang merah.
“Budi daya bawang merah baru di Mubar. Kami menyambut baik program ini. Selama ini, petani kita kurang terarah dan kurang teratur. Saat ini, pemerintah daerah telah membimbing petani kita untuk bertani fokus salah satunya budi daya bawang merah ini,” ucapnya.
Dengan budidaya bawang merah ini, Alwi berharap dapat memacu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mubar, khususnya di desa Umba. Kata dia, selama Bahri menjabat sebagai Pj Bupati Mubar banyak program-program yang menyetuh langsung pada masyarakat dan itu sangat terlihat.
“Budi daya bawang merah ini, kami (Desa Umba) diberikan bantuan sebanyak 1,2 ton untuk lahan yang kita siapkan satu hektare. Untuk budi daya bawang ini, kita juga sudah diberikan bantuan seperti jonder, kultifator dan lainnya,” tandasnya.
Laporan: Denyi Risman