Kendari – Bank Sulawesi Tenggara (Bank Sultra) meminta Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) untuk aktif mengawal dan menjadi kontrol sosial dalam industri jasa keuangan, khususnya di era digital saat ini.
Langkah ini dinilai penting guna meminimalisir potensi tindakan fraud yang marak namun kerap tak terdeteksi publik.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Komisaris Bank Sultra, La Ode Rahmat Apiti, dalam kuliah umum yang digelar di Aula Dekanat FISIP Universitas Halu Oleo (UHO), Jumat (4/7).
Ia menekankan pentingnya keterlibatan media dalam menjaga integritas sektor keuangan.
“Kami ingin media massa ikut mengawal dan juga berperan dalam kontrol sosial dalam industri keuangan, utamanya dalam era digital saat ini,” katanya di hadapan peserta kuliah umum.
Menurutnya, kehadiran jurnalis sebagai pengawas sosial sangat dibutuhkan untuk mendeteksi dan mengungkap praktik-praktik curang di sektor keuangan yang seringkali luput dari perhatian masyarakat.
“Dalam hal ini, AMSI memiliki peran penting untuk mengawal serta mengontrol industri keuangan, khususnya di wilayah Sultra, utamanya terkait pinjol yang marak terjadi,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa perbankan merupakan salah satu sektor yang paling cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Hal itu sejalan dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya POJK 11/POJK.03/2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.
“Kami dari perbankan lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, karena ada peraturan dan panduan dalam penerapan teknologi terkini,” ungkap Rahmat.
Namun, ia juga menyoroti bahwa semakin canggih teknologi yang digunakan dalam industri keuangan, maka tantangan yang dihadapi pun semakin besar.
Salah satunya terkait dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan akses jaringan komunikasi internet yang belum merata.
Dalam konteks ini, Rahmat menegaskan bahwa media bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai instrumen penting untuk menjaga transparansi, mengedukasi publik, serta mengawasi praktik-praktik industri keuangan yang rawan penyimpangan.
Editor: Redaksi