Kendari – Seperti teka-teki tanpa jawaban, keluhan kendaraan mogok dan performa mesin yang melemah masih terdengar di jalanan Kota Kendari. Namun, hasil uji laboratorium justru menyatakan sebaliknya; Pertalite yang beredar di wilayah ini dinyatakan sesuai spesifikasi alias on-spec.
Pemeriksaan dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Sultra, Dinas ESDM Sultra, dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi di Depot BBM Kendari. Uji sampel bahan bakar menunjukkan bahwa tidak ada penyimpangan dari standar yang telah ditetapkan.
“Dari hasil pengujian laboratorium yang telah dilakukan bersama, BBM jenis Pertalite yang diuji terbukti sesuai spesifikasi,” tegas AKP Cucu Sutarwan, Kanit II Subdit I Indagsi Dit Reskrimsus Polda Sultra, dalam siaran pers Pertamina Patra Niaga pada Kamis (6/3). Ia memastikan bahwa distribusi BBM berjalan sesuai ketentuan dan pengawasan akan terus diperketat.
Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Provinsi Sultra, Dewi Rosaria Amin, juga menegaskan bahwa BBM yang beredar tidak menyimpang dari standar.
“Kami memastikan bahwa BBM jenis Pertalite yang diuji berada dalam standar spesifikasi yang ditetapkan (on-spec). Dengan adanya pengujian ini, masyarakat dapat semakin yakin bahwa BBM yang mereka gunakan memenuhi standar yang telah ditentukan,” ujarnya.
Namun, di lapangan, keluhan terus bermunculan. Sejumlah pengendara, terutama ojol, mengaku kendaraan mereka mengalami masalah setelah mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU. Mesin tiba-tiba mati di tengah jalan, tarikan terasa berat, dan beberapa bahkan harus membawa kendaraan mereka ke bengkel untuk menguras bahan bakar di tangki atau memperbaiki komponen yang diduga rusak akibat Pertalite oplosan.
Sementara mesin kendaraan mereka off, Pertamina justru menegaskan bahwa kualitas BBM yang didistribusikan tetap terjaga.
“Kami memiliki sistem quality control yang ketat, dan setiap ada masukan dari masyarakat, kami selalu siap melakukan pengecekan dan investigasi lebih lanjut,” ujar Supriyono Agung Nugroho, Kepala Depot BBM Kendari Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi.
Jika BBM sudah diuji dan dinyatakan aman, lantas di mana sumber masalahnya? Apakah ada faktor lain yang luput dari pengawasan? Ataukah ada sesuatu yang tidak kasat mata dalam rantai distribusi?
Bagi masyarakat yang masih meragukan kualitas BBM, Pertamina Patra Niaga membuka jalur pengaduan melalui Call Center 135. Pertanyaannya, apakah laporan-laporan itu akan mengungkap sesuatu yang belum terjawab atau justru semakin mengukuhkan misteri di jalanan Kendari?
Editor: Denyi Risman