Muna Barat – Bupati Muna Barat, La Ode Darwin, mengambil langkah cepat menyikapi kerusakan yang menimpa sejumlah fasilitas pendidikan setelah rentetan gempa mengguncang wilayahnya sejak Minggu malam, 12 Oktober 2025.
Pemerintah daerah kini bergerak melakukan pendataan menyeluruh sebelum menetapkan status darurat bencana.
“Tadi saya mendata ada beberapa sekolah yang kondisinya rusak akibat terdampak gempa dan saya sudah minta BNPB untuk melakukan inventarisasi kemudian menetapkan status darurat,” kata Darwin saat diwawancarai, Selasa (14/10).
Data sementara menunjukkan sedikitnya enam sekolah mengalami kerusakan berat hingga sedang. Di antaranya SDN 5 Napano Kusambi, SDN 3 Barangka, SDN 11 Sawerigadi, SDN 6 Wadaga, dan SMPN 2 Sawerigadi.
Beberapa ruang belajar, kolom penyangga, hingga lantai bangunan retak dan miring, memaksa kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara.

“Saya dapat laporan ada enam sekolah yang bangunannya rusak itu, tapi kemungkinan ada tambahan lagi karena tadi saya sudah perintahkan pak Kadis (BPBD) agar didata semua sekolah kita yang terdampak gempa,” ujarnya.
Darwin menegaskan, setelah proses pendataan rampung, Pemkab akan segera mengajukan permohonan resmi ke BNPB Pusat agar wilayahnya mendapat penanganan khusus.
“Setelah diinventarisasi kemudian akan melakukan permohonan ke BNPB pusat untuk diberi perhatian khusus terhadap sekolah-sekolah yang kondisinya rusak parah,” pungkasnya.
Laporan lapangan dari Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Muna Barat, Burhanuddin, memperkuat temuan tersebut.
Dalam laporannya kepada Pusdalops BNPB, disebutkan gempa pertama mengguncang Minggu (12/10) malam pukul 22.41 WITA dengan kekuatan magnitudo 4,4 SR, berpusat 22 km timur laut Muna Barat di kedalaman 10 km.
Gempa susulan berkekuatan 4,6 SR terjadi Senin (13/10) pagi pukul 06.08 WITA, disusul dua getaran ringan berkekuatan 2,0 SR dan 2,3 SR di hari berikutnya.
“Sejauh ini korban jiwa nihil, tapi banyak bangunan yang tidak bisa dipakai lagi untuk proses belajar. Guru dan siswa akhirnya belajar di kelas darurat, dua tingkatan dalam satu ruangan karena takut gempa susulan,” tulis Burhanuddin dalam laporan lapangannya.
Hingga Selasa (14/10) sore, BPBD Muna Barat mencatat lebih dari 30 fasilitas publik rusak akibat empat kali gempa berturut-turut, termasuk sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan. Pemerintah daerah kini menunggu keputusan resmi dari BNPB terkait penetapan status darurat bencana di wilayah tersebut.
Editor: Redaksi








