Daerah  

Cerita di Balik Kebakaran Rumah di Mubar: Damkar Kehabisan Air dan Solar

Kebakaran kembali melanda wilayah Kecamatan Lawa, kali ini di Desa Sawerigadi, pada Rabu malam (24/7) sekitar pukul 22.13 WITA. Foto: Sultranesia.com.

Muna Barat – Kebakaran yang menghanguskan rumah milik Wa Ode Samia, warga Desa Lagadi, Kecamatan Lawa, Muna Barat (Mubar) pada Kamis, 25 Juli 2024 lalu menyisakan cerita.

Menurut warga sekitar yang membantu memadamkan api, mobil pemadam kebakaran yang datang, hanya sebentar menyemprotkan air, lalu habis. Mobil damkar lalu pergi meninggalkan lokasi untuk mengisi air.

Warga akhirnya bergotong royong memadamkan api dengan alat seadanya.

“Damkar hanya bisa menyemprotkan sedikit air sebelum semuanya habis. Setelah itu, kami terpaksa memadamkan api dengan ember secara bergotong royong,” ujar seorang warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut.

Warga juga harus menunggu cukup lama kedatangan mobil damkar tersebut yang sedang mengisi air.

Warga pun berinisiatif menelfon petugas damkar yang tak kunjung datang. Dari situ lah diketahui bahwa mobil damkar yang sedang mengisi air juga kehabisa bahan bakar solar.

“Kami menunggu hampir 20 menit dengan api yang terus berkobar. Setelah kami telepon, kami tahu ternyata mereka kehabisan solar,” tambah warga tersebut.

Masalah bertambah rumit ketika upaya untuk menghubungi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Muna Barat, yang bertanggung jawab atas Bidang Pemadam Kebakaran, juga menemui jalan buntu. Ia tidak dapat dihubungi pada saat itu, sehingga permintaan untuk mendatangkan solar tambahan tidak dapat dipenuhi.

Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Muna Barat, di bawah naungan Satuan Polisi Pamong Praja, tampaknya menghadapi kesulitan logistik yang serius.

“Seharusnya, tim pemadam kebakaran selalu siap dengan persediaan solar yang memadai,” kritik seorang narasumber terkait kendala ini.

“Kekurangan solar sangat menghambat penanganan kebakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar.”

Rumah Wa Ode Samia hangus terbakar total, menyisakan hanya tembok yang tersisa. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Kejadian ini menyoroti kekurangan dalam sistem penanganan kebakaran saat ini, termasuk penanganan yang lambat dan masalah logistik.

Pihak berwenang kini sedang menyelidiki penyebab kebakaran dan mencari solusi untuk mengatasi masalah logistik yang ada. Penempatan pos pemadam kebakaran di lokasi strategis dan peningkatan manajemen sumber daya menjadi langkah krusial untuk mengurangi dampak kebakaran serupa di masa depan.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!