Kendari – Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam presentasi Evaluasi Pelaksanaan dan Arah Pengembangan Hilirisasi Nikel edisi April 2024 merilis jumlah sumber daya nikel yang ada di Indonesia.
Dalam rilisnya, saat ini Indonesia memiliki sumber daya logam nikel sebesar 140,3 juta ton, serta cadangan logam nikel sebesar 49,26 juta ton.
Dari ratusan juta sumber daya dan cadangan nikel di Indonesia, paling banyak tercatat ada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan sumber daya nikelnya sebesar 61,3 juta ton, dan cadangan nikelnya mencapai 20,45 juta ton.
Selain Sultra, ada enam provinsi lain yang juga menyimpan sumber daya nikel terbesar di Indonesia.
Di urutan kedua yang menyimpan sumber daya nikel terbesar adalah Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.
Setidaknya ampai April 2024 belum ada catatan tentang keberadaan sumber daya dan cadangan nikel di provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
Berdasarkan materi presentasi Kemenko Marves juga sampai April 2024 sudah ada 330 Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel yang tersebar di Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Dalam periode sama ada 54 smelter atau fasilitas pengolahan pemurnian nikel yang sudah beroperasi, 38 smelter masih dalam tahap konstruksi, 55 smelter dalam tahap perencanaan, dan 6 smelter berstatus ditutup.
Editor: Wiwid Abid Abadi