Kendari – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahtermas Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) buka suara terkait adanya dugaan penelantaran pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Pls Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas dan Hukum RSUD Bahteramas, Titi Rahmatia menjelaskan pasien bernama Atumi (50) itu masuk pada Jumat (29/9) di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan mual muntah yang langsung ditangani oleh dokter penyakit dalam.
“Kemudian dirawat di ruang perawatan, tiap hari di fisip kok oleh dokter penyakit dalam dan diberikan obat sesuai dengan penyakitnya,” ujarnya kepada jurnalis Sultranesi.com memalui media whatsapp, kemarin.
Pasien tersebut telah dilaporkan ke dokter bedah untuk dilakukan tindakan selanjutnya. Selain itu pihaknya telah merencanakan bahwa pasien bakal diendoskopi.
“Tapi karena dokternya ada halangan, ada izin keluar kota dan juga sudah disampaikan ke keluarganya bahwa rencana endoskopi akan dilakukan pada hari Senin,” katanya.
Kata Titi pihak RR sebelumnya juga telah melakukan edukasi terhadap pasien maupun keluraga pasien tersebut.
“Edukasi itu sudah diberitahu bahwa endoskopinya akan dilakukan tanggal 9 karena dokternya yang sedang keluar kota,” ungkapnya.
Namun pada 5 Oktober pasien memilih pulang dengan alasan anak dari pasien tersebut bakal bertugas ke luar kota.
Dan mereka bersedia akan kembali datang ke rumah sakit untuk melakukan endoskopi seperti yang telah direncanakan.
“Kami setiap pasien selalu memberikan edukasi terkait penjadwalan, untuk pasien ini ketika diberikan edukasi mereka tidak komplain mereka terima saja,” tuturnya.
“Kami tidak mungkin menelantarkan, nanti coba konfirmasih ke perawat,” lanjut dia.
Ia menambahkan pihak RS Bahteramas masih tetap menunggu pasien untuk melakukan endoskopi yang telah terjadwalkan.
Diberitakan sebelumnya, seorang pasien BPJS Kesehatan asal Kecamatan Routa bernama Atumi (50) diduga ditelantarkan di RS Bahteramas Kendari.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Lalomerui, Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe Selatan, Taksir Runggahi, pada Kamis (5/10) kemarin.
Kepada awak media, Taksir mengungkapkan warganya bernama Atumi itu sudah seminggu berada di RS Bahteramas untuk berobat atas penyakitnya.
Namun, selama seminggu di RS, kata Taksir, Atumi tak pernah mendapatkan penanganan medis yang lebih serius oleh pihak rumah sakit dengan alasan dokter yang akan memeriksa sedang tidak berada di Kota Kendari.
“Sudah lebih dari satu minggu pasien berada di rumah sakit. Mereka janji akan memeriksa, namun sampai saat ini tidak ada pemeriksaan,” ungkap Taksir.
“Bahkan saya sendiri juga sudah konfirmasi ke pihak rumah sakit beberapa waktu lalu mereka yang katanya akan memeriksa pasien hari Rabu tapi sampai sekarang tidak ada pemeriksaan dengan alasan dokternya lagi pra jabatan,” imbuhnya.
Taksir mengungkapkan, sebelum dibawa ke RS Bahteramas, pasien sudah mendapatkan perawatan di BLUD RSUD Konawe Utara. Tetapi karena pasilitas peralatan rumah sakit yang kurang memadai, pasien terpaksa dirujuk ke Bahteramas Kendari.
“Pasien sempat dirawat di BLUD RSUD Konawe Utara selama dua hari. Tapi karena di sana kurang alatnya untuk memeriksa penyakit pasien, terpaksa pasien mendapat rujukan ke RS Provinsi,” katanya.
Dirinya selaku pemerintah Desa Lalomerui sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh pihak rumah sakit terhadap warganya itu, sebab selama berada di rumah sakit tersebut warganya tak sedikitpun disentuh oleh dokter.
“Dia hanya mendapatkan infus tanpa diberikan apa-apa. Bahkan pihak rumah sakit hanya menanyakan bagaimana kabarnya pak, sudah sehat, tetapi tak ada pemeriksaan penyakit pasien yang dideritanya,” ungkapnya.
Karena kecewa tak kunjung mendapat penanganan, keluarga pasien memutuskan untuk pulang berobat mandiri.
“Sekarang pasien berada di rumahnya, karena sudah capek menunggu dengan alasan dokter sedang berada di luar,” pungkasnya.
Pihak RS Bahteramas Kendari yang dikonfirmasi terkait masalah tersebut tak memberi jawaban hingga berita ini diterbitkan.
Laporan: Rijal