Kendari – Lapas Kelas IIA Kendari kembali menunjukkan hasil nyata pembinaan warga binaan lewat panen raya program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) pada Senin (21/4).
Dari dua hektare lahan yang dikelola 13 narapidana terpilih, panen kali ini menghasilkan jagung, cabai besar, dan tomat.
Plh Kakanwil Ditjenpas Sultra, I Gede Artayasa, menegaskan SAE bukan sekadar pelatihan, tapi strategi pembinaan yang berdampak langsung secara ekonomi dan sosial.
“Program SAE ini bukan hanya memberikan keterampilan, tapi juga membangun kepercayaan diri warga binaan untuk kembali berperan positif di masyarakat. Hasil dari panen ini juga akan memberi kontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” tegas Gede.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, turut mengapresiasi keberhasilan tersebut. Ia menilai program SAE sebagai bentuk pembinaan konkret yang relevan untuk masa depan warga binaan.
“Program SAE ini adalah bentuk nyata pembinaan berbasis keterampilan yang sangat bermanfaat. Tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan lokal, tetapi juga memberikan harapan dan bekal hidup baru bagi para warga binaan ketika kembali ke tengah masyarakat,” ujarnya.
Kepala Lapas Kendari, Herman Mulawarman, menyebut lahan pertanian Lapas kini ditanami berbagai komoditas seperti cabai, tomat, sayur, hingga nanas. Namun, program ini masih menghadapi kendala.
“Tantangan utama adalah dominasi napi narkoba yang tak bisa ikut program asimilasi luar. Selain itu, kebun juga sering tergenang banjir karena saluran pembuangan proyek masuk ke lahan kami,” beber Herman.
Meski demikian, Herman memastikan hasil panen dibagi secara adil, 50 persen untuk warga binaan, sisanya untuk negara, operasional, dan bibit.
Ia juga menyampaikan rencana pengembangan ke sektor lain seperti pengolahan pupuk organik dan pemanfaatan limbah batubara bersama Pemkot dan PLTU.
“Kami ingin pastikan warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tapi pulang dengan keahlian yang bisa diandalkan,” pungkasnya.
Editor: Denyi Risman