Kendari – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari mendesak Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Kendari untuk memberikan sanksi tegas kepada pihak pengembang BTN Madinah di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu.
Desakan itu disampaikan menyusul keluhan warga Perumahan King Adam yang terus-menerus dihantui ancaman jebolnya tanggul pembatas milik BTN Madinah.
Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Kendari, LM Rajab Jinik menegaskan bahwa masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menyangkut keselamatan warga.
“Hal-hal seperti ini yang menjadi tanggung jawab pengembang harus segera diselesaikan, harus diberikan sanksi kalau tidak diperbaiki,” kata anggota Komisi III DPRD Kota Kendari itu, Minggu (6/5).
Ia juga meminta Dinas Perkimtan turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan dan tindakan tegas, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sebagai pengawas Pemkot Kendari dan memiliki kewenangan, Dinas Perkimtan Kota Kendari mesti turun lapangan, untuk meninjau dan mengambil tindakan tegas, jangan sampai timbul korban jiwa,” tegas politisi muda dari Partai Golkar ini.
Rajab juga meminta aparat pemerintahan setempat, seperti camat dan lurah, ikut terlibat dalam pengawasan dan penyelesaian persoalan tersebut.
“Termasuk camat dan lurah juga harus melihat ini,” tambahnya.
Jika dari hasil peninjauan ditemukan pelanggaran, ia mendesak agar Dinas Perkimtan segera menjatuhkan sanksi administratif maupun teknis terhadap pihak pengembang.
“Kalau ada pelanggaran, mesti sanksi tegas,” ujarnya saat dihubungi via telepon WhatsApp.
Tak hanya itu, DPRD juga mendesak PT Swarna Dwipa (SDP) selaku pengembang BTN Madinah V untuk segera melakukan perbaikan secara menyeluruh dan permanen.
“BTN Madinah harus cepat memperbaiki itu. Jangan tunggu timbul korban jiwa,” pungkasnya.
Sebelumnya, warga Perumahan King Adam menyuarakan keresahan mereka akibat tanggul BTN Madinah yang terus-menerus jebol saat hujan deras.
Warga bernama Jamil bahkan menyebut kondisi tersebut sangat membahayakan karena perumahan King Adam berada di posisi yang lebih rendah dari BTN Madinah.
“Ini barang mereka suka talutji setiap jebol, tapi itu barang jebol terus, harusnya ada strategi lain karena membahayakan rumah lain soalnya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa situasi semakin mengkhawatirkan karena salah satu kejadian nyaris mengenai rumah warga.
“Bahkan kemarin sedikit lagi mengenai rumah warga,” ujarnya.
Menurut Jamil, permasalahan ini sudah lama terjadi dan sangat mengganggu kenyamanan warga, terutama saat malam hari ketika mereka sedang terlelap.
“Kalau pagi sampai sore, kita bisa siaga dan waspada, kalau malam saat kita tertidur semua, kita tidak tahu seperti apa jadinya,” katanya.
“Memang setiap tanggul jebol, diperbaiki, tapi ini sudah berulang, ini menimbulkan tanya, apakah tanah di BTN Madinah belum padat, sehingga saat hujan datang, air mengisi ruang-ruang dalam tanah yang masih kosong, sehingga talutnya jebol terus,” beber Jamil.
Ia menuturkan bahwa setiap kali talut jebol, lumpur selalu mengalir masuk ke rumah-rumah warga.
“Setiap hujan dan jebol talutnya BTN Madinah, lumpur-lumpur masuk ke rumah kami,” pungkasnya.
Hingga kini, pihak pengembang BTN Madinah belum memberikan tanggapan resmi atas keluhan warga dan desakan dari DPRD Kota Kendari.
Editor: Redaksi