Kendari – Kontroversi penggunaan seragam Sekolah Menengah Atas (SMA) oleh pemandu lagu (LC) di Michelin Kitchen Bar & Executive Karaoke memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
DPRD Kota Kendari mengecam insiden ini sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap dunia pendidikan dan berencana mengambil tindakan tegas.
Ketua Komisi I DPRD Kota Kendari, Zulham Damu, menilai bahwa penggunaan seragam sekolah di tempat hiburan malam mencoreng dunia pendidikan dan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
“Ini jelas pelanggaran. Dengan alasan apa pun, atribut sekolah tidak boleh digunakan sembarangan. Seragam sekolah hanya diperuntukkan bagi peserta didik,” tegas Zulham saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2).
Menurutnya, kasus ini tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi merusak citra pendidikan di Kota Kendari.
“Ini bukan persoalan sederhana. Ini bentuk penistaan terhadap wajah pendidikan di Kota Kendari,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, DPRD Kendari akan memanggil manajemen Michelin Karaoke pada Senin (17/2) untuk meminta klarifikasi terkait insiden ini. DPRD juga menegaskan bahwa sanksi akan dijatuhkan jika terbukti ada pelanggaran.
“Karena pelanggarannya berat dan mencoreng citra pendidikan, kami pastikan akan ada sanksi,” ujar Zulham.
Di sisi lain, desakan untuk menutup Michelin Karaoke juga datang dari Himpunan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Kota (HIPPMAKOT) Kendari. Ketua HIPPMAKOT, Ibrahim, menilai tindakan tersebut sebagai preseden buruk yang dapat ditiru oleh tempat hiburan malam lainnya.
“Hari ini yang kedapatan baru satu THM, terus kalau dibiarkan dan tidak ada tindakan tegas, THM lainnya akan mengikuti cara-cara ini untuk menarik pengunjung, bahkan mungkin bukan lagi dengan kostum pelajar tetapi dengan kostum institusi negara yang lain,” kata Ibrahim.
Ia menekankan bahwa tindakan ini harus segera mendapat respons tegas dari pemerintah daerah.
“Kita tantang Pemkot dan DPRD untuk ambil tindakan tegas, segera tutup dan cabut izin THM yang gunakan kostum pelajar,” ujarnya.
Selain menuntut penutupan Michelin Karaoke, Ibrahim juga meminta pihak manajemen untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para pelajar yang merasa dilecehkan.
“Mereka harus minta maaf dan disampaikan ke publik,” tegasnya.
Editor: Denyi Risman