News  

Festival Layang-layang Tertua di Dunia Kembali Digelar di Muna

Kaghati Kolope. Foto: Dok. Andry Denisah.

Muna – Muna, sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, kembali menjadi pusat perhatian dengan penyelenggaraan Festival Layang-Layang yang akan berlangsung dari 29 Juli hingga 2 Agustus 2024.

Acara ini diharapkan menjadi ajang budaya spektakuler yang akan memikat peserta dan pengunjung dari berbagai penjuru dunia.

Puncak festival yang dijadwalkan pada 31 Juli mendatang akan menampilkan kompetisi layang-layang yang diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi di Indonesia serta beberapa negara asing.

“Puncak lomba akan berlangsung pada 31 Juli. Peserta datang dari berbagai provinsi, luar negeri, dan peserta lokal Kabupaten Muna,” kata Hadi Wahyudi, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna.

Festival ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 19 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna.

Stadion Kota Baru Motewe dipilih sebagai lokasi utama acara, di mana pengunjung akan disuguhi beragam kegiatan, termasuk workshop layang-layang Nusantara, sajian kuliner tradisional Muna, dan kunjungan ke kawasan gua prasejarah Liangkabori.

Salah satu acara yang ditunggu-tunggu adalah workshop pembuatan layang-layang mini “Kaghati Kolope” dan layangan kontemporer, yang akan dipandu oleh Suharmin, seorang pakar dalam seni membuat layang-layang tradisional.

Sebelum acara inti dimulai, Suharmin bersama tim Angels Wings akan menyuguhkan atraksi layang-layang yang memukau.

“Saya dan timku Angels Wings akan melakukan atraksi sebelum pembukaan dimulai. Atraksi ini bukan bagian dari lomba,” ungkapnya.

Kaghati Kolope, layang-layang khas Muna yang terbuat dari daun umbi gadung, kulit bambu, serat nanas, dan tali, menjadi ikon utama festival ini.

Kaghati Kolope dikenal sebagai salah satu layang-layang tertua di dunia, yang dipercaya sudah ada sejak 4.000 tahun lalu. Layang-layang ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Muna, tetapi juga telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan memenangkan berbagai kompetisi layang-layang.

Masyarakat Muna menyambut antusias kembalinya festival ini setelah sekian lama vakum.

“Terlaksananya event ini dengan baik adalah harapan masyarakat lokal agar Festival Kaghati Kolope dapat menjadi promosi yang efektif bagi wisatawan nusantara untuk berkunjung ke Muna,” ujar La Ode Subhan salah satu warga Muna.

Event ini diharapkan tidak hanya menghidupkan kembali tradisi lokal, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Festival Layang-Layang Muna 2024 adalah bukti nyata bahwa warisan budaya dapat menjadi aset berharga yang mendatangkan kebanggaan, wisatawan, dan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Pulau Muna, dengan segala kekayaan budayanya, siap menyambut dunia dengan layang-layang legendarisnya, Kaghati Kolope.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version