Kendari – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka menemui langsung massa aksi yang berunjuk rasa di depan Rumah Jabatan Gubernur pada Jumat (10/10) malam.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas diamankannya sejumlah mahasiswa yang sebelumnya menggelar demonstrasi di Kantor Penghubung Pemda Sultra di Jakarta.
Para demonstran juga menuntut penjelasan Gubernur terkait pembangunan asrama mahasiswa Sultra di ibu kota.
Usai menghadiri malam ta’aruf STQH Nasional di pelataran rumah jabatan, Andi Sumangerukka menemui para pengunjuk rasa.
Di hadapan massa, ia menjelaskan bahwa dirinya justru yang memerintahkan pemulangan mahasiswa yang sempat diamankan polisi.
“Supaya kalian tahu, saya yang memerintahkan untuk memulangkan adik-adik mahasiswa dari kantor polisi. Jadi bukan siapa-siapa. Boleh ditanya langsung,” ujar Andi Sumangerukka di hadapan peserta aksi.
Ia juga menegaskan sudah menerima laporan lengkap mengenai insiden di kantor penghubung Pemda Sultra di Jakarta. Menurutnya, aksi serupa sudah dua kali digelar, dan pada aksi kedua terjadi perusakan fasilitas sehingga pihak penghubung membuat laporan ke polisi.
“Kawan-kawan juga harus lihat secara objektif. Pertama, aksi dilakukan dengan baik-baik, bahkan saat itu diantar pulang. Tapi pada aksi kedua, kalian sudah lihat videonya yang beredar, di sana terjadi perusakan fasilitas. Masa rumah kalian sendiri mau dirusak. Itu sudah termasuk tindakan melanggar hukum,” jelas Andi.
Meski begitu, ia menegaskan telah memerintahkan pihak kantor penghubung agar laporan polisi tersebut dicabut.
“Jadi begini, saya yang perintahkan teman-teman yang ditahan untuk dibebaskan. Artinya, saya bisa perintahkan begitu, berarti saya juga bisa perintahkan laporan itu dicabut,” tegasnya.
“Saya akan perintahkan laporan itu dicabut. Besok paling sudah dicabut,” pungkas Gubernur Sultra.
Editor: Wiwid Abid Abadi








