Guru Besar IPDN Ini Jadi Pemateri Bimtek Peningkatan Kapasitas Kades Mubar

Prof Sadu Wasisno (kanan) usai memberikan materi dalam kegiatan bimbingan teknis peningkatan kapasitas kepala desa kabupaten Mubar. Foto: Denyi Risman/Sultranesia.com.

Guru Besar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Prof Sadu Wasistiono menjadi salah satu pemateri bimbingan teknis (bimtek) peningkatan kapasitas kepala desa Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dalam materinya Prof Sadu Wasistiono mengatakan, dana desa yang diberikan pemerintah pusat kepada desa sudah mulai menunjukkan hasil yang baik seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

“Sudah mulai kelihatan bergerak roda perekonomian di desa semenjak bergulirnya dana desa. Desa tidak lagi mengandalkan sepenuhnya pada pemerintah daerah,” ujar Sadu saat memberikan materi di hadapan 81 kepala desa, Kamis (14/7).

Mantan Wakil Rektor Bidang Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini mengungkapkan pada era 1960-an pembangunan desa dilakukan dengan pola dari atas ke bawah, dari pemerintah ke masyarakat.

Namun menurutnya, pola tersebut hasilnya tidak memiliki dampak signifikan bagi masyarakat desa.

“Karena saat itu, dana untuk masyarakat di desa belum terdistribusi dengan baik. Masih banyak pintu-pintu yang dilalui hingga sampai ke masyarakat,” terangnya.

Namun setelah pola tersebut diubah melalui UU 6/2014 tentang desa, yang mana pembangunan di desa tidak lagi mengandalkan pemerintah pusat. Pembangunan dilakukan melalui pola dari bawah ke atas, dari masyarakat ke pemerintah.

“Polanya diubah dengan pembangunan komunitas, desa membangun. Intinya desa menjadi subjek pembangunan. Sehingga hasilnya sudah mulai kelihatan dengan cepat,” ujarnya.

Terakhir, penulis buku berjudul administrasi pemerintahan desa ini mengatakan pola pembangunan seperti ini harus terus dilanjutkan karena masyarakat ataupun komunitas memiliki peran sentral dalam pembangunan.

“Kepala desa harus lebih berinovasi dengan adanya anggaran dana desa setiap tahun. Misal, Kades lebih berpikir bagaimana gagasan yang digenjot lebih kepada pemberdayaan masyarakat sehingga perputaran ekonomi dalam desa itu sendiri lebih meningkat. Uang yang masuk didesa berputar dan tidak keluar diluar,” tandasnya.


Laporan: Denyi Risman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!