Berita  

Hari Keempat Rikkes Bintara Polri di Polda Sultra: 270 Peserta Jalani Tes Ketat

Para peserta seleksi Bintara Polri 2025 duduk dengan penuh perhatian di Aula Dhalas Polda Sultra saat menerima arahan dari panitia, Sabtu (22/3). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Seperti sebuah gerbang seleksi yang hanya bisa dilewati oleh mereka yang benar-benar siap, proses pemeriksaan kesehatan (Rikkes) tahap pertama dalam seleksi penerimaan Bintara Polri T.A. 2025 di Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berlanjut.

Memasuki hari keempat, Sabtu (22/3), sebanyak 270 peserta berhadapan dengan ujian kesehatan yang menjadi penentu langkah mereka menuju tahap selanjutnya.

Di Aula Dhalas Polda Sultra, para peserta tak hanya diuji fisiknya, tetapi juga mentalnya. Setiap detail kondisi tubuh mereka diperiksa dengan ketat, mulai dari tinggi dan berat badan, tekanan darah, hingga pemeriksaan fisik secara keseluruhan.

Seperti pisau yang diasah sebelum digunakan, calon Bintara Polri harus membuktikan bahwa tubuh mereka layak untuk tugas berat di lapangan.

Untuk menjamin seleksi berjalan transparan dan bebas dari praktik kecurangan, sistem barcode diterapkan.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Sultra, Kombes Pol Arief Fitrianto, menegaskan bahwa sistem ini menjaga kerahasiaan identitas peserta, sehingga penilaian benar-benar objektif.

“Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan integritas dan kredibilitas rekrutmen Polri,” ujar Arief.

Seleksi ini bagaikan sebuah panggung di mana hanya mereka yang memenuhi standar ketat yang akan terus melangkah ke babak berikutnya.

Setiap hasil pemeriksaan diumumkan secara terbuka, membuat para peserta bisa langsung mengetahui apakah mereka lolos atau harus mengubur harapan untuk sementara waktu.

Proses ini tidak hanya diawasi oleh pengawas internal dari Bidpropam dan Itwasda, tetapi juga oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta media sebagai kontrol sosial. Tak ada celah bagi permainan kotor; hanya mereka yang benar-benar layak yang akan melanjutkan perjalanan menjadi abdi negara.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!