Konawe Utara – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Konawe Utara selama beberapa hari terakhir menyebabkan gangguan besar bagi para pengendara.
Jalan Trans Sulawesi di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, berubah bak sungai dadakan. Genangan air setinggi 60 hingga 70 cm menutup akses sepanjang 50 meter, membuat arus lalu lintas lumpuh total.
Antrean kendaraan mengular hingga dua kilometer dari dua arah, baik menuju Kendari maupun Morowali, Sulawesi Tengah.
Tak ingin situasi semakin kacau, Kepolisian Resor Konawe Utara bergerak cepat. Sebanyak 36 personel diterjunkan untuk mengamankan lokasi sekaligus mengatur lalu lintas pada Jumat (21/3).
Dengan kesigapan mereka, para pengendara yang terjebak banjir setidaknya mendapat sedikit kelegaan di tengah situasi yang tidak menentu.
Di lokasi, improvisasi menjadi kunci. Warga setempat melihat peluang di tengah musibah dengan menyediakan rakit bagi kendaraan roda dua, menarik tarif Rp20.000 per motor.
Sementara itu, mobil-mobil kecil harus merogoh kocek Rp100.000 hingga Rp150.000 untuk menggunakan jasa penarikan jounder agar bisa melewati genangan.
Hanya kendaraan besar seperti double cabin dan truk yang masih bisa melintas, tentu dengan bantuan arahan dari petugas kepolisian dan warga sekitar.
Kapolres Konawe Utara, AKBP Rico Fernanda, turun langsung ke lokasi untuk memastikan penanganan berjalan dengan baik.
Ia menyampaikan keprihatinannya atas bencana ini, yang membuat masyarakat harus berjuang melewati genangan dan menunggu berjam-jam agar bisa melanjutkan perjalanan.
“Kita berharap kondisi ini segera berakhir dengan surutnya air yang menggenangi Jalan Trans Sulawesi, sehingga transportasi kembali lancar, mudik aman, keluarga nyaman,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggap darurat, kepolisian bersama pemerintah daerah telah mendirikan posko bantuan bagi para pengendara yang kelelahan menunggu giliran melintas.
Editor: Denyi Risman