Berita  

Kakanwil Ditjenpas Sultra Berbuka Puasa dengan WBP, Ajak Introspeksi Diri

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIA Kendari dengan khidmat mendengarkan nasihat dari Kakanwil Ditjenpas Sultra, Sulardi, saat acara buka puasa bersama, Kamis (13/3). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Langit senja menguning di atas Rutan Kelas IIA Kendari, membawa serta suasana haru dan refleksi. Di balik jeruji, Ramadan tetap hadir dengan cahaya pengharapan.

Pada momen penuh makna ini, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tenggara (Kakanwil Ditjenpas Sultra), Sulardi, menggelar buka puasa bersama dengan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Kamis (13/3).

Lebih dari sekadar berbagi hidangan berbuka, acara ini menjadi jembatan silaturahmi antara petugas pemasyarakatan dan para penghuni rutan.

Dalam sambutannya, Sulardi menekankan bahwa Ramadan adalah kesempatan emas untuk introspeksi diri dan memperbaiki kualitas keimanan.

“Kami berharap momentum ini dapat menjadi ajang refleksi dan peningkatan spiritual bagi seluruh WBP. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Sulardi, suaranya menggema di ruangan, seolah menembus dinding-dinding penyesalan dan harapan.

Bukan hanya berbuka puasa bersama, acara ini juga diisi dengan tausiyah yang disampaikan oleh salah satu WBP.

Dengan suara bergetar, ia membahas tentang pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan kesempatan kedua dalam hidup.

Kata-katanya bukan sekadar teori, tetapi cerminan dari perjalanan yang ia lalui di dalam rutan; sebuah pengingat bahwa kehidupan selalu memberi peluang bagi mereka yang ingin berubah.

PLT Kepala Rutan Kendari, Nahisul Hakim, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Kakanwil dan jajaran. Baginya, kebersamaan ini adalah sinyal bahwa di balik tembok tinggi dan jeruji besi, masih ada tangan yang terulur, memberikan semangat baru bagi para WBP.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian yang diberikan kepada WBP. Semoga kegiatan ini membawa berkah dan semakin menguatkan mental serta spiritual mereka,” katanya.

Acara ditutup dengan doa bersama, diikuti pembagian takjil dan makanan berbuka. Dalam keheningan yang syahdu, terselip harapan bahwa Ramadan kali ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi awal dari perjalanan baru bagi mereka yang ingin kembali menata hidup.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!