Kantor Komunikasi Kepresidenan Sidak Puskesmas Wajo Baubau, Ada Apa?

Puskesmas Wajo, Kota Baubau. Foto: Dok. Istimewa.

Baubau – Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke UPTD Puskesmas Wajo, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Jumat (13/6), untuk melihat langsung kondisi dan fasilitas layanan kesehatan di lapangan.

Kunjungan tersebut dipimpin Deputi Bidang Materi Komunikasi, Muhammad Isra Ramli, didampingi Wali Kota Baubau, Yusran Fahim, serta Wakil Wali Kota, Wa Ode Hamsinah Bolu.

Kepala Puskesmas Wajo, Arni Maruju, mengatakan bahwa kunjungan tim Kepresidenan RI itu bertujuan untuk meninjau secara langsung berbagai layanan yang tersedia, termasuk program andalan Cek Kesehatan Gratis (CKG).

“Kunjungan ini untuk melihat langsung jenis-jenis layanan yang ada di Puskesmas Wajo, terutama Cek Kesehatan Gratis (CKG). Tadi juga kami bawa meninjau ruangan-ruangan, supaya bisa terlihat apa saja yang masih kurang, terutama di poli gigi, karena di sini menjadi lokus dokter penugasan khusus intensif dari Kementerian Kesehatan setiap tahun,” ujar Arni kepada awak media.

Salah satu temuan penting dalam sidak tersebut adalah empat unit rumah dinas di area puskesmas yang kini rusak berat dan tidak lagi difungsikan.

“Ini (rumah dinas) jadi pemandangan saja di sekitar puskesmas. Kawasannya sebenarnya cukup luas dan bisa dimanfaatkan kembali oleh pemerintah. Ke depan seperti apa pengembangan atau pemanfaatan lainnya itu kembali kepada pemerintah kota,” jelasnya.

Selain itu, kebutuhan akan tambahan ambulans menjadi sorotan utama. Puskesmas Wajo merupakan salah satu dari sedikit puskesmas rawat inap di Baubau dan menerima rujukan pasien terbanyak dari total 17 puskesmas lainnya.

“Frekuensi rujukan di sini sangat tinggi, bisa satu kali dalam 24 jam. Sementara ambulans hanya satu unit dan kondisinya sudah mengalami kerusakan ringan. Jadi, memang sangat dibutuhkan penambahan,” tambahnya.

Arni menjelaskan, Puskesmas Wajo melayani tiga kelurahan: Wajo, Lamangga, dan Tanganapada, dengan total penduduk sekitar 19.800 jiwa. Jumlah peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar dan memilih puskesmas ini bahkan mencapai 22 ribu orang.

“Pasien yang kami layani setiap hari berkisar antara 130 hingga 150 orang. Untuk rawat inap, rata-rata sekitar 100 pasien per bulan,” terangnya.

Sidak yang berlangsung selama dua hari, 13–14 Juni 2025, merupakan bagian dari agenda Pemantauan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan, sebagai upaya mengevaluasi dan mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di daerah.


Editor: Redaksi

error: Content is protected !!