Muna Barat – Dalam upaya mengembangkan desa wisata, sejumlah kepala desa (kades) di Kabupaten Muna Barat (Mubar) melakukan studi banding di Bali sejak 4 sampai 7 Oktober 2023.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Mubar dalam hal program pengembangan desa wisata.
DPMD Mubar pun memfasilitasi seluruh kepala desa untuk melakukan studi banding di Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli Provinsi Bali.
Studi banding ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait bagaimana pengelolaan dan pengembangan desa wisata.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Aswin menyampaikan, studi banding pengembangan desa wisata ini diharapkan dapat memberikan pencerahan dan inspirasi bagi kepala desa, agar mendapatkan semangat baru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
“Manfaat lebih menguatkan jaringan kerjasama antar-kedua belah pihak terutama dalam peningkatan mutu dan kinerja pelaksanaan tugas pemerintah desa, selain itu dapat menjadi bahan evaluasi ataupun kesempatan mengembangkan inovasi untuk program kerja mendatang,” ujarnya, Jumat (6/10).
Kata Aswin, hal yang utama dalam pelaksanaan studi banding ini adalah bagaimana mengembangkan potensi wisata di Mubar dengan strategi memanfaatkan potensi wisata di desa-desa.
Dengan studi banding ini, para kepala desa bisa mencari, melihat dan mempelajari potensi pariwisata yang ada di desa tersebut, kemudian cara pemanfaatan serta pengelolaanya sehingga bisa dijadikan contoh dari segi cara pengelolaan, pemanfaatan dan penataan potensi yang ada.
“Fokus utamanya adalah pada aspek tata kelola desa wisata, kelembagaan desa wisata, kemitraan desa wisata serta pengembangan dan inovasi desa wisata,” bebernya.
Kemudian, dengan kegiatan tersebut, kepala desa juga dituntut untuk berbagi ilmu, bertukar pikiran tentang bagaimana mengembangkan potensi potensi pariwisata yang ada serta dorongan motivasi dengan tujuan agar mereka mampu mengelola lingkungannya dengan baik sehingga sukses menciptakan desa wisata atau kampung wisata.
“Selain itu dapat juga belajar mengenai pemasaran online atau digital desa wisata, pembuatan aplikasi desa wisata, dan optimalisasi pemasaran online,” jelas Aswin.
Selanjutnya, memberikan tips keberhasilan pengelolaan wisata antara lain sikap gotong royong, musyawarah mufakat, kompak saling percaya dan tindak lanjut yang harus rutin dilakukan.
Ia menyebut, desa wisata sebagai suatu kawasan perdesaan yang menawarkan suasana keaslian pedesaan baik dari segi kehidupan sosial ekonomi, budaya, adat istiadat keseharian dan struktur tata ruang desa yang khas juga mengedepankan kearifan lokal serta memiliki potensi untuk dikembangkan komponen pariwisatanya.
“Berbagai strategi dapat dilakukan antara lain mengidentifikasi potensi dan atraksi wisata, fasilitas dan infrastruktur, potensi profil wisatawan dengan mengoptimalkan SDM yang dimiliki desa,” kata Aswin.
Harapannya studi banding ini akan memberikan dampak wawasan bagi Pemerintah Desa di Kabupaten Muna Barat lebih berdaya saing sebagai salah satu program bidang prioritas, selain bidang pertanian dan perikanan sebagai salah satu pengembangan destinasi pariwisata di Mubar yang berbasis kearifan lokal dengan mengunggulkan potensi kebudayaan (adat), tenunan batik dan potensi alam yang eksotik.
“Banyak hal yang perlu dicontoh setelah mengunjungi dan berkeliling Desa Penglipuran di antaranya adalah pentingnya komitmen dan kemitraan dari pemerintah desa dalam memajukan usaha pariwisata disertai dengan inovasi produk dan jasa yang akan diberikan kepada masyarakat. Desa Panglipuran menjadi sebagai salah satu desa dan desa Adat yang mampu mengembangkan wisatanya,” terang Aswin.
Laporan: Denyi Risman