Kendari – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Beragama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Dinas Pendididikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra membangun kolaborasi menggaungkan penguatan moderasi beragama di lingkup SMA-SMK.
Kedua lembaga ini membentuk tim bersama yang diperkuat dengan Memorandum of Understunding (MoU) yang akan turun langsung ke sekolah umum melakukan sosialisasi tentang pentingnya moderasi beragama kepada siswa-siswa ataupun guru-guru di sekolah naungan Dikbud Sultra.
“Secara pribadi dan kelembagaan saya mengapresiasi atas dukungan dan kesediaan Kepala Dinas Dukbud Sultra Saudara usmin yang bisa menyambut baik rencana Kanwil Kemenag Sultra untuk bersinergi dan berkolaborasi memberikan sosialisasi terkait program penguatan moderasi beragama bagi siswa siswi dan guru di sekolah yang berada di bawah naungan Dikbud Sultra,” kata Kakanwil Kemenag Sultra, Muhammad Saleh di Kendari.
Saleh mengatakan, program penguatan moderasi beragama adalah program prioritas di lingkup Kemenag, dimana penguatan moderasi beragama ini sudah lama berjalan di Sultra secara masif, baik di kalangan siswa, guru, dan pejabat yang ada di lingkup Kemenag Sultra.
“Bahkan lintas agama, telah kita lakukan kegiatan bersama sebagai penggerak dan pelopor dalam rangka penguatan moderasi beragama di lingkup Kanwil Kemenag Sultra,” katanya.
Untuk itu, kata Saleh, seiring dengan terbitnya Peraturan Pesiden tentang program moderasi beragama yang bukan hanya tugas Kemenag, tetapi semua kementerian lembaga, maka ia berinisiatif untuk berkomunikasi dengan Dikbud Sultra untuk membangun kolaborasi bersama terkait hal itu.
“Alhamdulillah beliau langsung sahuti, sehingga kami bentuk tim kerja bersama untuk masuk sekolah SMA dan SMK lingkup Dikbud Sultra guna berkolaborasi menggaungkan program penguatan moderasi beragama di sekolah umum,” ungkap Saleh.
“Kita menyampaikan bagaimana pentingnya untuk memperkokoh dan memperteguh semangat komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi serta kemauan atau pun kemampuan kita menerima perbedaan tradisi di sekitar kita. Itu intinya yang akan kita sosialisasikan kepada siswa ataupun guru yang ada di sekolah umum seperti SMK SMK terutama saat apel pagi di sekolah,” tambahnya.
Kadis Dikbud Sultra, Yusmin, mengapresiasi program inovatif bersama itu karena pihaknya ingin menjamin bahwa sekolah harus terhindar dari hal hal negatif, termasuk radikalisme, tidak boleh ada di sekolah.
“Hal seperti ini harus dapat kita hindarkan dari anak-anak kita yang merupakan generasi muda, dan ini harus menjadi sesuatu yang menurut saya harus dimulai dari mereka,” katanya.
Selain itu, kata Yusmin, penguatan moderasi beragama ini yang diberikan kepada sekolah-sekolah umum merupakan kampanye besar terhadap masyarakat Sultra bahwa anak muda harus diajarkan hal yang positif, supaya gaya radikaliesme, intoleransi, pembulian tidak boleh terjadi di sekolah.
Editor: Muh Fajar