Kemenperin Dorong Hilirisasi Aspal Buton untuk Swasembada Aspal Nasional 2030

Gunung Aspal di Buton, Sulawesi Tenggara, menyimpan cadangan aspal alam terbesar di dunia, mencapai 218,87 juta ton. Foto: Dok. Jessicatharina.

Jakarta – Aspal Buton, harta karun yang terpendam di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, kini mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Dengan cadangan mencapai 218,87 juta ton, potensi ini seharusnya menjadi senjata utama dalam mewujudkan swasembada aspal nasional. Namun, hingga kini, pemanfaatannya masih jauh dari maksimal.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak ingin harta ini terus terkubur tanpa nilai. Melalui Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Kemenperin telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton 2024 sebagai langkah strategis untuk mengangkat industri ini ke level yang lebih tinggi.

“Aspal Buton menjadi tuan rumah pasok aspal dalam kerangka swasembada aspal nasional 2030,” tegas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (30/3).

Ironisnya, meski memiliki 34 pabrik pengolahan yang tersebar di berbagai wilayah dengan total kapasitas produksi 1,5 juta ton, tingkat utilisasi industri ini masih lesu. Direktur Jenderal IKFT Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengungkapkan, “Dalam empat tahun terakhir, pemanfaatan setiap jenis produk belum pernah mencapai 15%.”

Untuk mengatasi tantangan ini, Kemenperin tancap gas dengan berbagai strategi. Selain memfasilitasi industri aspal Buton dalam ajang internasional, kementerian ini juga mengusulkan kaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI), mengembangkan teknologi ekstraksi murni, serta mendorong pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk aspal Buton.

Salah satu langkah konkret adalah menggelar business matching dalam negeri dan luar negeri, termasuk dalam acara 12th Malaysian Road Conference & Exhibition 2024. Melalui pertemuan ini, industri aspal Buton berkesempatan memperluas pasar dan memperkenalkan produknya ke kancah global.

Tak hanya soal produksi, Kemenperin juga menargetkan ekosistem industri hijau agar aspal Buton tak sekadar menjadi pilihan, tetapi menjadi standar utama dalam pembangunan infrastruktur nasional.

“Dengan berbagai langkah strategis ini, Kemenperin optimistis bahwa industri aspal Buton akan semakin berkembang dan mampu menjadi solusi dalam mewujudkan kemandirian aspal nasional, mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” pungkas Taufiek.


Editor: Redaksi

error: Content is protected !!