Muna Barat – Pasangan calon La Ode Darwin dan Ali Basa, kandidat tunggal dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muna Barat, mendapatkan dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk dari komunitas Suku Bajo.
Dukungan ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap visi dan program yang diusung pasangan tersebut, yang dianggap relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan.
Ketua Kerukunan Suku Bajo, H. Nurdin, menegaskan bahwa program yang disampaikan pasangan Darwin-Ali selaras dengan kondisi kehidupan masyarakat.
Menurutnya, pasangan ini memahami betul kebutuhan dasar masyarakat baik di daratan maupun di kepulauan, termasuk Pulau Balu, Desa Santiri, Kecamatan Tiworo Utara.
“Program yang dicanangkan oleh paslon Darwin-Ali sangat masuk akal atau relevan karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik di wilayah daratan maupun kepulauan,” ungkap H. Nurdin, Senin (28/10).
Bagi Nurdin, latar belakang kedua calon menjadi pertimbangan penting dalam mendukung pasangan ini. La Ode Darwin dinilai sebagai pemimpin muda yang bersemangat dan memiliki visi yang jelas, sedangkan Ali Basa dikenal sebagai tokoh birokrasi berpengalaman.
“Kombinasi keduanya sangat ideal untuk memimpin Muna Barat ke depan,” tambahnya.
H. Nurdin menilai keseimbangan strategi kerja antara La Ode Darwin dan Ali Basa juga menjadi keunggulan pasangan ini. Darwin disebut akan lebih sering terjun ke lapangan untuk menyerap aspirasi, sementara Ali Basa akan fokus pada tugas-tugas birokrasi di kantor pemerintahan, memastikan efektivitas pelaksanaan program.
“Keseimbangan ini adalah kunci untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat,” kata Nurdin.
Dalam kunjungan kampanye mereka ke Pulau Balu, La Ode Darwin dan Ali Basa disambut hangat oleh masyarakat setempat. Antusiasme warga terlihat saat pasangan calon ini menjelaskan program-program kerja mereka, yang mencakup perbaikan infrastruktur dan peningkatan layanan dasar.
Di wilayah yang mayoritas warganya merupakan nelayan, permintaan terhadap layanan listrik, air bersih, serta pembangunan jembatan penghubung antar-rumah dan akses ke pelabuhan rakyat menjadi fokus utama.
Roslan, salah satu warga Pulau Balu, menyampaikan aspirasi masyarakat terkait perbaikan infrastruktur dasar tersebut. Saat ini, masyarakat setempat harus membeli air bersih dari Desa Tondasi yang berjarak 30 menit dengan perahu. Listrik juga masih bergantung pada panel surya yang belum berfungsi sepenuhnya.
Dukungan terhadap pasangan Darwin-Ali dianggap sebagai langkah yang rasional dibandingkan memilih kotak kosong.
“Masyarakat menganggap peti kosong tidak perlu dipilih kecuali berwujud,” ujar Roslan.
Laporan: Denyi Risman