Berita  

Kibar Merah Putih di Langit Wamelai: Menghidupkan Semangat Kemerdekaan di Muna Barat

Pengibaran Bendera Merah Putih dalam Upacara HUT RI Pemkab Muna Barat. Foto: Dok. Istimewa.

Muna Barat – Pada pagi yang cerah di Kelurahan Wamelai, Kecamatan Lawa, ketika matahari mulai menghangatkan bumi Muna Barat, angin yang berhembus lembut seolah-olah menyampaikan pesan dari masa lalu tentang arti penting hari ini.

Di lapangan sepak bola yang hijau, di mana mimpi dan harapan terhampar bersama rerumputan, masyarakat Muna Barat berkumpul dalam keheningan penuh hormat. Mereka hadir bukan sekadar untuk menyaksikan sebuah upacara, melainkan untuk merasakan kembali semangat perjuangan yang telah mengalir dalam darah bangsa ini selama 79 tahun terakhir.

Pagi itu, seolah-olah mendengar seruan dari masa lalu, lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema mengisi langit. Setiap nadanya mengingatkan kita pada perjalanan panjang dan berliku yang ditempuh oleh para pahlawan. Di tengah lapangan, berdiri tegak Pj Bupati Muna Barat, La Ode Butolo, dengan wajah yang mencerminkan keteguhan seorang pemimpin. Sebagai inspektur upacara, ia tidak hanya menyampaikan serangkaian kata, melainkan membingkai kembali makna kemerdekaan dalam tiap tarikan napas, seakan menyatu dengan sejarah.

Di sampingnya, Kapten Inf Ruslan, Danramil Lawa, bertindak sebagai perwira upacara, sementara Letnan Satu Inf Abdul Salam, Danramil Tikep, dengan tegas memimpin barisan sebagai komandan upacara. Mereka adalah para penjaga zaman, yang membawa kita kembali ke masa ketika keberanian dan pengorbanan menjadi nyala abadi di tengah kegelapan. Dalam tangan-tangan kokoh mereka, tercermin tekad yang menginspirasi generasi demi generasi untuk terus mengisi kemerdekaan dengan kerja keras dan pengabdian yang tulus.

Saat itu, seluruh mata tertuju pada sosok yang berdiri gagah di tengah lapangan. Wakil Ketua DPRD Muna Barat, H Uking Djasa, dengan suara penuh keheningan yang mendalam, membacakan teks Proklamasi. Setiap kata yang terucap terasa begitu berat, seolah menyentuh dasar hati yang paling dalam. Dalam gema suaranya, terdengar kembali pekikan semangat yang menggelora dari para pendiri bangsa. Pada momen itu, bukan hanya kalimat Proklamasi yang dibacakan, tetapi sejarah yang kembali dihidupkan, seakan-akan hari ini adalah hari di mana Indonesia baru saja meraih kemerdekaannya.

Di sisi lain, seorang gadis muda dengan tatapan penuh keyakinan, Wa Ode Nurul Safaat Rada, membawa baki yang mengandung bendera merah putih. Siswi SMA Negeri 1 Lawa ini melangkah dengan penuh kehormatan, seolah membawa beban sejarah di pundaknya. Di belakangnya, pengibar bendera—Muhammad Fachri dari SMA Negeri 1 Barangka, Fazdal Ogan dari SMA Negeri 1 Lawa, dan Abdul Rajab dari SMK Negeri 1 Muna Barat—melangkah dengan kebanggaan yang terpancar dari setiap gerakan mereka. Dalam genggaman mereka, bendera yang berkibar bukan sekadar kain, tetapi simbol perjuangan, kebanggaan, dan harapan seluruh bangsa.

Ketika bendera mulai berkibar, perlahan naik ke puncak tiang yang menjulang, angin seakan memberi penghormatan terakhir kepada mereka yang telah gugur demi merah putih. Langit Wamelai yang cerah menjadi saksi, bagaimana semangat kemerdekaan masih berkobar di hati setiap putra-putri bangsa. Dan ketika bendera mencapai puncaknya, seluruh jiwa di lapangan itu bergetar, merasakan keharuan yang meresap dalam setiap sudut hati mereka.

La Ode Butolo, dalam sambutannya, mengingatkan kita semua bahwa kemerdekaan bukanlah sekadar hadiah dari masa lalu, melainkan amanah yang harus terus dihidupi di masa kini dan masa depan. Dia berbicara tentang pentingnya menghargai jasa para pahlawan, bukan hanya dengan mengenang mereka, tetapi dengan terus berjuang mengisi kemerdekaan ini. Dalam kata-katanya yang penuh makna, ia menyampaikan bahwa membangun Muna Barat menjadi daerah yang maju dan sejahtera adalah bentuk konkret dari melanjutkan perjuangan para pendahulu.

“Semangat HUT RI ke-79 ini adalah semangat Nusantara Baru, Indonesia Maju,” ujar La Ode Butolo dengan tegas. “Harapan kita sejalan dengan harapan Bapak Presiden, bahwa melalui kerja keras, kerja tuntas, dan kerja berkualitas, kita dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan ini. Jangan pernah lupa, kemerdekaan ini adalah hasil dari gotong royong, dari kerja sama yang tulus, dan dari usaha tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.”

Butolo juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Muna Barat. Baginya, melayani masyarakat bukan sekadar tugas, melainkan panggilan hati. Dia mengajak seluruh ASN untuk menciptakan inovasi dan kreativitas dalam tata kelola pemerintahan, dengan tujuan membangun daerah yang mampu bersaing dan sejahtera. Komitmen ini, katanya, adalah cara terbaik untuk menghormati mereka yang telah berkorban demi kemerdekaan.

Pada momen itu, La Ode Butolo tak lupa memberikan apresiasi kepada 71 anggota Paskibraka yang telah melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Mereka, katanya, adalah contoh dari generasi muda yang siap meneruskan estafet perjuangan bangsa. “Saya salut dengan semangat mereka,” katanya dengan bangga. “Mereka adalah putra-putri terbaik Muna Barat, dipilih melalui seleksi yang ketat dan dilatih untuk menjadi yang terbaik. Dan hari ini, mereka telah menunjukkan bahwa mereka layak memegang amanah ini.”

Di akhir sambutannya, La Ode Butolo mengajak seluruh masyarakat Muna Barat untuk terus berjuang bersama, dengan semangat yang sama seperti yang diwariskan oleh para pahlawan. Dia mengingatkan bahwa perjalanan menuju kemajuan tidaklah mudah, namun dengan kerja keras dan kebersamaan, impian untuk melihat Muna Barat menjadi daerah yang maju dan sejahtera bukanlah hal yang mustahil. “Mari kita lanjutkan perjuangan ini,” katanya, “untuk mewujudkan Muna Barat yang lebih baik, untuk generasi yang akan datang.”

Langit di atas Wamelai yang cerah menjadi saksi bisu dari upacara yang penuh makna ini. Di tengah hamparan lapangan yang hijau, di bawah kibaran bendera merah putih, masyarakat Muna Barat menyadari bahwa kemerdekaan bukan sekadar kata, melainkan janji yang harus dipegang erat. Mereka pulang dengan hati yang penuh harapan, membawa semangat yang telah dibangkitkan kembali oleh momen ini. Upacara ini, bagi mereka, bukan sekadar ritual tahunan, melainkan pengingat bahwa mereka adalah bagian dari perjalanan panjang bangsa ini, sebuah perjalanan yang masih terus berlangsung.

Hari itu, Wamelai menjadi saksi, bahwa di Muna Barat, semangat kemerdekaan masih hidup dan akan terus menyala di hati setiap insan di bawah langit Nusantara. Dan dalam perjalanan ini, mereka akan terus melangkah dengan harapan dan semangat untuk mewujudkan impian Indonesia yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!