Kendari – Situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, sultraprov.go.id, diretas oleh hacker pada Minggu (25/9) malam.
Kepala Dinas Kominfo Sultra, Ridwan Badallah membenarkan hal itu. “Telah terjadi peretasan di situs Pemprov,” katanya.
Ridwan menjelaskan serangan hacker mulai terjadi pada pukul 19.00 WITA hingga 22.00 WITA.
Serangan siber itu, kata Ridwan, sedang ditangani oleh timnya untuk dipulihkan. Dia menegaskan serangan itu tak merusak data milik pemprov.
Ridwan mengklaim telah mendapatkan sumber serangan, serta maksut dan tujuan serangan hacker tersebut.
Ridwan mengatakan hacker tersebut hanya ingin menunjukkan eksistensinya dan memperlihatkan bahwa mereka ada.
“Para hacker hanya ingin memperlihatkan eksistensinya, dan kepedulian terhadap negeri, serta ingin berkawan dengan pemerintah bahwa mereka ada dan bisa diajak berteman,” jelas Ridwan.
Proses pemulihan hingga saat ini masih terus dilakukan. “Inshaallah kami usahakan malam ini situs pemerintah telah dipulihkan,” pungkasnya.
Diketahui, situs website milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, sultraprov.go.id, diserang hacker.
Serangan itu terjadi Minggu malam. Situs tersebut tak bisa diakses. Jika memasuki domain sultraprov.go.id, pengunjung akan mendapati halaman muka bertuliskan “Hacked by Black_X12 ft 1K4IL_* & Yanagami_X12”.
Peretas menyinggung soal ketidakadilan yang dituding dilakukan pemerintah terhadap masyarakat. Peretas menyebut kasus Ferdy Sambo, KM50, pembebasan 23 narapidana korupsi, hingga kenaikan harga BBM.
“For the government: Bjorka adalah anak kecil yang tidak ada beda dengan boneka tali ternyata memang benar, sila kelima adalah keadilan bagi para penguasa. Dari semua kasus kasus yang ada di Indonesia seperti kasus Ferdy Sambo, KM50, 23 koruptor yang bebas secara gampang dan ditambah lagi dengan kenaikan BBM yang merugikan rakyat kecil. Dulu ibu Puan Maharani menangis karena kenaikan harga BBM, sekarang dia bahagia di dalam ruangan tanpa melihat mahasiswa yang kepanasan di luar untuk menyerukan aksi demo tolak BBM. Memang tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari pemerintahan dan aparat negara,” tulis peretas.
Lalu, pesan itu diakhiri dengan tanda tagar #Ripkeadilan.
Editor: Wiwid Abid Abadi