Kendari – Sejumlah warga di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya lingkungan RT 11 dan RT 12 menuntut pembangunan perumahan A99 dihentikan.
Warga RT 11 Kelurahan Punggolaka Dika mengatakan, mereka sudah beberapa kali merasakan dampak banjir yang membawa lumpur atau sedimen tanah ke kawasan pemukiman warga tahun ini. Banjir petama 2024 kata dia, terjadi pada ramadan.
Kemudian banjir kedua yang terjadi pada 2 Juli 2024 dan hujan turun sepanjang hari, dianggap banjir terparah, karena lumpur sedimen yang dibawa aliran air lebih tebal.
Bahkan kata Dika, ada salah satu pengguna jalan yang terjatuh dari kendaraannya dan harus mendapatkan perawatan medis akibat gundukan sedimen tanah pada badan jalan.
“Ya sebenarnya kami kenal dengan developernya A99 ini, setiap kejadian kami selalu keluhkan. Saya ada nomor wa nya, saya komunikasi juga, tapi pihaknya selalu menggampangkan permasalahan ini. Tapi sekarang kita juga sudah bosan. Jadi solusinya kami hanya minta hentikan pembangunan,” ujarnya kepada awak media di Kendari, Kamis (4/7).
Dika menyebutkan, Pj Wali Kota Kendari Muhammad Yusup juga turun langsung melihat kondisi banjir tersebut. Akan tetapi menurutnya, tidak ada langkah atau solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Kendari, Badan Penananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, pihak developer perumahan A99 dan Alfath Haluoleo serta sejumlah warga hadir dalam rapat di Kantor BPBD Kota Kendari.
Akan tetapi dalam pertemuan itu, Dika menilai tidak ada solusi yang jelas dari pemerintah dan pihak developer. Dan pemerintah mengajak warga untuk melakukan kerja bakti pembersihan.
“Hanya dianggap masalah biasa, warga juga tidak dimasukan dalam meja pertemuan hanya liat dari pintu, cuman mereka-mereka saja dalam ruangan,” katanya.
Sementara itu, pemilik perumahan A99 Kendari Agung dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, Jumat (5/7/2024) mengatakan, penyebab banjir bercampur lumpur bukan hanya disebabkan Perumahan A99, melainkan ada faktor lain.
“Alhamdulliah sudah ada solusi setelah ada rapat kordinasi dengan pemerintah beserta masyarakat,” ujarnya. Rilis.
Editor: Wiwid Abid Abadi