Kendari – Aroma persaingan di tubuh PDI Perjuangan Sulawesi Tenggara (Sultra) kian memanas. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai berlambang banteng moncong putih itu resmi memanggil lima kader terbaiknya ke Jakarta untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test), Jumat (3/10).
Pemanggilan ini menjadi babak akhir perebutan kursi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sultra, posisi strategis yang menentukan arah konsolidasi partai menjelang Pemilu 2029.
Lima nama yang dipanggil ke pusat yakni Lukman Abunawas, Hasrat Haji Nabi, Gunartin, Nursalam Lada, dan La Ode Frebi Rifai. Mereka merupakan hasil penyaringan berlapis dari struktur partai, mulai tingkat bawah hingga provinsi.
“Dari belasan nama yang diusulkan, proses penjaringan mengerucut menjadi lima nama yang dinilai paling potensial,” ujar Juru Bicara DPD PDIP Sultra, Agus Sanna, Senin (6/10).
Agus menegaskan, PDIP tidak menggunakan pola pemilihan konvensional seperti voting terbuka.
“Dalam tubuh PDI Perjuangan, penentuan ketua partai tidak menggunakan sistem voting terbuka yang konvensional. Mekanisme yang berlaku adalah demokrasi terpimpin, di mana penjaringan aspirasi dimulai dari para ketua Pengurus Anak Cabang (PAC),” jelasnya.
Proses aspirasi di tingkat PAC dan DPC kemudian ditabulasi oleh DPD PDIP Sultra dan diteruskan ke DPP untuk penilaian akhir. Di tahap inilah dilakukan uji kelayakan, tes psikologi, dan wawancara mendalam terhadap para calon.
Seluruh proses berlangsung tertutup dan disiplin, dengan pertimbangan strategis yang disebut-sebut melibatkan langsung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Setelah seluruh tahapan selesai, DPP akan menetapkan satu nama sebagai Ketua DPD PDIP Sultra. Penetapan itu, sesuai tradisi partai, disimpan dalam amplop tertutup dan baru akan dibuka dalam Konferensi Daerah (Konferda) yang dijadwalkan berlangsung Oktober 2025.
Editor: Redaksi








