Kendari – Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau Panti Asuhan Annur Azwar Kendari merasa dirugikan dengan inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Komisi I DPRD Kota Kendari pada 5 Juni 2023 lalu.
Hal itu disampaikan pengelola panti, Anwar Latif, kepada media ini. “Soal surat, surat (pemberitahuan sidak) dikirim lewat WA sekitar jam 09.20 WITA. Kemudian mereka datang sekitar jam 10.15 WITA,” ungkap Anwar, Senin (26/6)
Kemudian menurut Anwar, dalam sidak yang digelar itu disampaikan bahwa yang hadir perwakilan anggota dewan Komisi I, Camat, Lurah, Kapolresta, Danramil dan perwakilan tokoh masyarakat atau warga di RT 5 Kelurahan Puuwatu.
“Namun faktanya yang hadir perwakilan warga sekitar ratusan orang,” bebernya.
Bahkan, para warga yang datang ikut dalam sidak menurut Anwar menggelar unjuk rasa sehingga anak-anak panti asuhan mengalami trauma. Bahkan salah seorang anak panti berusia 1,5 tahun mengalami panas tinggi selama tiga hari.
“Sudah disampaikan supaya yang masuk sidak di dalam panti beberapa orang saja, supaya anak-anak tidak panik atau semacamnya,” bebernya.
Namun, beberapa perwakilan warga memaksa masuk dan melakukan aksi di dalam panti asuhan.
“Mereka teriak-teriak bahkan merusak papan nama panti asuhan sehingga anak-anak sangat ketakutan. Ketika terjadi apa-apa siapa yang bertanggung jawab,” ungkapnya.
Menurut Anwar Latif, Komisi I DPRD Kendari Rahman Tawulo saat melaksanakan sidak hanya mencari anak panti tahun 2022 ke bawah, sehingga yang ditemukan hanya lima orang, sementara anak-anak panti tahun 2023 seolah tidak diperhitungkan.
“Kami tidak mengikat anak panti ketika sudah selesai sekolah, mereka keluar atau orang tuanya datang minta kami kembalikan, sehingga anak-anak panti yang tinggal tidak menentu,” jelasnya.
“Baru saat itu anak-anak masih sementara ulangan. Kami minta supaya sidak sore atau malam tapi mereka tidak mau. Sehingga kami menilai bahwa sidak yang dilaksanakan ini hanya untuk mencari kesalahan,” sambungnya.
Setelah sidak, kata Anwar, Rahman Tawulo, menyampaikan bahwa panti asuhan untuk sementara dibekukan. Pernyataann inilah yang sangat merugikan panti asuhan. Pasalnya, donatur sudah tidak percaya dengan panti asuhan.
“Kami saat ini kesusahan merawat anak panti akibat pernyataan Pak Rahman Tawulo. Ibarat daun, setelah saya dengar dia bicara seperti itu sudah berguguran,” tandasnya.
Sementara itu, Imam Masjid Panti Asuhan Annur Azwar, Yusuf Nafa menyampaikan merasa terbantu dengan adanya panti tersebut sebab dirinya selalu diberikan pekerjaaan. Mulai dari tahap pembangunan panti tersebut hingga dirinya menjadi imam masjid.
“Kami berharap kepada pemerintah agar dapat melanjutkan surat perizinan panti, karena panti ini sudah banyak membantu kita,” tutupnya.
Laporan: Rijal | Editor: Wiwid Abid A