Daerah  

Mahasiswa Ungkap 3 Rahasia Cegah TBC Menular di RSUD Bahteramas Kendari

I Gusti Ketut Putra menyampaikan materi edukasi pencegahan TBC secara interaktif kepada pasien Poli TB RSUD Bahteramas Kendari, didampingi rekan mahasiswa Profesi Apoteker Angkatan XIII, Kamis (15/5). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Lima mahasiswa dari Program Studi Profesi Apoteker Angkatan XIII tampil langsung di hadapan pasien Poli TB RSUD Bahteramas Kendari, Kamis (15/5), membongkar tiga langkah kunci dalam mencegah penularan penyakit tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi momok serius di Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kelima mahasiswa tersebut adalah I Gusti Ketut Putra, Siska, Susy Susanty, Wa Ode Sindi, dan Esty Amelia. Mereka menyampaikan edukasi secara langsung dan interaktif kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan maupun pemeriksaan.

Dalam sesi sosialisasi edukatif yang berlangsung di ruang layanan poli, para mahasiswa menyampaikan secara lugas bahwa TBC bisa dicegah jika masyarakat memahami dan menerapkan pola hidup sehat yang tepat.

Tiga langkah utama yang mereka tekankan adalah: gunakan masker secara konsisten, jaga kebersihan lingkungan, dan patuhi pengobatan hingga tuntas.

“Kami ingin pasien dan keluarga sadar bahwa TBC bukan hanya penyakit menular, tapi juga penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan. Tapi harus dengan pengetahuan dan kedisiplinan,” ujar I Gusti Ketut Putra, salah satu mahasiswa peserta PKPA.

Mereka mengungkapkan, penyebab utama penyakit ini tak hanya karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, tapi juga dipengaruhi kebiasaan buruk seperti merokok dan tinggal di lingkungan lembap dan tertutup.

“Banyak yang tidak tahu, rumah yang lembap dan minim ventilasi bisa jadi sarang TBC,” tambahnya.

Siska, mahasiswa lainnya, menyoroti fakta mengejutkan dari Global TB Report 2024, di mana Indonesia menempati urutan kedua dunia dalam beban kasus TBC.

“Setiap tahun ada lebih dari satu juta kasus baru dan sekitar 125 ribu kematian. Itu artinya 14 orang meninggal setiap jam akibat TBC,” tegasnya.

Dinas Kesehatan Kota Kendari sendiri mencatat sebanyak 1.327 kasus TBC sepanjang 2024. Angka ini hanya sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.391 kasus.

Para mahasiswa mengajak pasien agar tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga penyebar edukasi di lingkungan mereka.

“Kalau batuk lebih dari dua minggu, disertai demam dan keringat malam, segera periksa. Jangan tunggu parah,” pungkas Siska.

Pihak RSUD Bahteramas menyambut positif inisiatif ini dan menyebutnya sebagai bagian penting dalam strategi preventif menghadapi lonjakan kasus TBC.

“Edukasi dari mahasiswa ini sangat bermanfaat. Pasien jadi lebih aktif bertanya dan terlihat lebih peduli terhadap proses pengobatan mereka,” ujar Patriani, salah satu petugas kesehatan di Poli TB.

Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan dapat memperkuat perang melawan penyakit menular, dengan pendekatan yang tak hanya kuratif, tetapi juga edukatif dan preventif.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!