News  

Menelisik 3 Mobil Mewah Kendaraan Operasional Dirut Bank Sultra

Hyundai Palisade salah satu kendaraan operasional Dirut Bank Sultra, Abdul Latif. Masih ada dua mobil mewah lagi untuk kendaraan operasional, yaitu Alphard dan Fortuner. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Sebagai seorang Direktur Utama (Dirut) Bank Sulawesi Tenggara (Sultra), Abdul Latif tentu memiliki kendaraan operasional untuk menunjang aktivitasnya.

Namun berbeda dengan direktur bank negeri maupun swasta lainnya, Abdul Latif disebut punya tiga mobil mewah untuk kendaraan operasionalnya.

Menurut sumber Sultranesia, ada tiga mobil operasional yang digunakan Abdul Latif, ketiganya adalah Hyundai Palisade, Toyota Alphard, dan Toyota Fortuner.

Ketiga mobil jenis tersebut merupakan mobil mewah yang punya harga berkisar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar lebih.

Dikutip dari www.hyundai.com, harga pasaran mobil itu di Indonesia berkisar dari Rp 875 juta untuk varian dasar hingga Rp 1,15 miliar untuk varian tertinggi.

Begitu pula dengan Toyota Alphard, dikutip dari toyota.astra.co.id, harga pasarannya di Indonesia berkisar antara Rp 1,2 miliar hingga Rp 1,6 miliar. Tak kalah mahal, Toyota Fortuner juga punya harga berkisar Rp 500 juta lebih.

Dengan harga yang selangit, tentu ketiga jenis mobil itu mempunyai fitur-fitur yang mewah dan nyaman.

Namun, mobil-mobil mewah untuk opersional Abdul Latif itu bukan lah milik pribadi, maupun milik Bank Sultra, melain mobil rental. Bank Sultra merental khusus ketiga mobil itu untuk menunjang operasional sang direktur utama.

Menurut sumber Sultranesia, Bank Sultra merental mobil tersebut dari perusahaan penyewaan mobil, yakni PT 135.

PT 135 sendiri merupakan anak perusahaan dari Bank Sultra yang terletak di Jln Bunggasi, Kelurahan Rahandonua, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.

Terkait hal itu, Sultranesia mencoba mengonfirmasi Direktur Operasional PT 135 Asmar melalui pesan singkat, namun hingga berita ini diterbitkan, Asmar tak merespon permintaan konfirmasi.

Sementara itu, Kepala Bagian Sekretariat dan Humas Bank Sultra, Nurhuma, tidak membantah soal tiga mobil mewah untuk operasional Dirut Bank Sultra saat dikonfirmasi kebenarannya.

Namun, Nurhuma tak bersedia memberi keterangan lebih lanjut terkait penggunaan tiga mobil mewah itu.

“Maaf belum bisa (memberi keterangan) ya pak. Karena kami belum dapat urgensinya ya pak,” singkat Nurhuma saat dikonfirmasi Selasa (12/9).

Dinilai Pemborosan

Penggunaan tiga mobil mewah untuk kendaraan operasional Dirut Bank Sultra dinilai oleh Direktur Eksekutif Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh) Sultra, Hendro Nilopo, sebagai sebuah pemborosan anggaran.

“Kenapa sampai harus tiga mobil kendaraan operasional hanya untuk satu direktur utama, kenapa tidak cukup satu saja, bukankah itu pemborosan anggaran, ataukah memang sudah SOP-nya Bank Sultra mobil operasional direktur utama harus tiga,” kata Hendro, Selasa (12/9).

Menurut Hendro, penggunaan tiga mobil mewah untuk operasional Dirut Bank Sultra merupakan pemborosan yang tidak relevan dengan amanat Pj Gubernur Sultra yang meminta agar pejabatnya merumuskan kebijakan yang akurat berdasarkan gambaran rill di lapangan sehingga agenda pembangunan evektif, efisien, akuntabel dan tepat sasaran.

“Pertanyaannya, apakah penggunaan tiga mobil mewah untuk operasional Dirut Bank Sultra sesuai gambaran rill di lapangan. Kalau operasional dirut hanya di Kota Kendari kan cukup satu saja kendaraan operasionalnya,” ungkapnya.

Untuk itu Hendro meminta Pj Gubernur Sultra untuk mengevaluasi kebijakan penganggaran di Bank Sultra, utamanya penganggaran-penganggaran yang sifatnya pemborosan.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!