Berita  

Meski Kemarau, Produksi Padi di Sultra Diperkirakan Meningkat di 2023

Ilustrasi. Foto: Dok. Shutterstock.

Kendari – Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak September 2023 hingga saat ini dilanda kemarau panjang sebagai dampak El Nino.

Kemarau tersebut berdampak pada area persawahan. Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan yang dirilis pada pertengahan Oktober 2023 lalu, sekitar 2.560 hektar sawah terdampak kekeringan, ratusan hektar di antaranya bahkan terancam gagal panen.

Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra pada Rabu, 1 November 2023 juga memperkirakan terjadi penurunan luas panen padi sekitar 2.000 hektar pada tahun ini.

BPS menyebut, luas panen padi di Sultra diperkirakan sebesar 116,14 ribu hektare, dengan produksi padi sekitar 482,37 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 277,02 ribu ton.

“Luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 116,14 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 2,12 ribu hektare atau 1,79 persen dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 118,26 ribu hektare,” tulis BPS Sultra dalam keterangannya.

Meski mengalami penurunan luas panen padi, produksi padi di Bumi Anoa tahun ini justru diperkirakan meningkat sebanyak 3,4 ribu ton.

“Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 482,37 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 3,41 ribu ton GKG atau 0,71 persen dibandingkan produksi padi di 2022 sebesar 478,96 ribu ton GKG,” tulis BPS.

“Kemudian untuk produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 277,02 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 1,96 ribu ton atau 0,71 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 275,06 ribu ton,” tutup BPS.


Editor: Muh Fajar

error: Content is protected !!