Nelayan di Mubar Keluhkan Harga Solar Capai Rp 13 Ribu Per Liter

Nelayan di Kabupaten Muna Barat. Foto: Denyi Risman/Sultranesia.com.

Muna Barat – Sejumlah nelayan pulau-pulau kecil di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluh dengan kondisi langka dan tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang mencapai Rp 13 ribu per liter di pengecer.

Salah satu nelayan di Desa Maginti, Kecamatan Maginti yang enggan menyebut namanya, Jumat (23/9) menuturkan, kenaikan harga BBM membuat biaya operasional melonjak. Nelayan membeli solar di pengecer dengan harga Rp 13.000 per liter.

Untuk melaut selama sehari, nelayan membutuhkan sedikitnya 10 liter solar. Total mereka butuh sedikitnya biaya Rp 130.000 hanya untuk membelian BBM.

“Sementara pendapatan sehari kadang tidak mecapai Rp 150.000 padahal banyak kebutuhan untuk melaut. Pengeluaran bukan hanya di BBM,” tuturnya.

Ia mengaku, karena harga BBM bersubsidi jenis solar naik, membuat nelayan di wilayah Kecamatan Maginti beberapa hari terakhir enggan melaut. Mengingat kebutuhan untuk sekali melaut butuh pasokan BBM yang banyak.

Nelayan di Desa Maginti ini menjelaskan, dirinya bersama nelayan lainnya merasa heran dengan harga penjualan BBM di kepulauan yang sangat melambung tinggi, sementara harga standar nasional solar subsidi hanya Rp. 6.800 per liter dan pertalite Rp 10.000 per liter.

Menurutnya, kartu nelayan dari pemerintah tidak ada manfaatnya. Sebab nelayan masih saja kesulitan untuk membeli BBM.

Ia berharap, pemerintah membantu nelayan untuk mempermudah akses untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Pasalnya, jika nelayan yang harus menaikkan harga ikan tangkapannya dirasa sulit. Terlebih ikan yang mereka tangkap rata-rata berukuran kecil.

“Nelayan tidak berani melaut jauh, karena butuh minyak yang banyak. Jadi tangkapannya kecil-kecil. Bagaimana mau naik harga ikan,” ucapnya.

Sementara itu, Dahlan selaku Kepala Dusun 1 Desa Maginti membenarkan terkait harga BBM yang naik di tingkat pengecer.

“Iya benar. Laporan dari masyarakat yang berprofesi nelayan seperti itu. Saat ini harga solar di Pulau Maginti Rp 13.000 per liter. Rp 230.000 sampai Rp 240.000 per jiregen ukuran 20 liter,” ujarnya.

Ia mengaku, harga BBM yang mahal menyebabkan nelayan di Pulau Maginti tidak melaut. Nelayan tidak sangup membeli BBM dengan harga yang cukup tinggi.

“Dampaknya sekarang sudah banyak nelayan yang tidak melaut, karena tidak sanggup membeli harga BBM yang mahal. Sekarang bagaimana biaya hidup mereka, sementara harga barang kebutuhan pokok juga ikut naik,” tutur Dahlan.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!