Daerah  

Panen Tomat di Sawerigadi, Dr Bahri Harap Bisa Bantu Kendalikan Inflasi di Mubar

Penjabat Bupati Muna Barat (Mubar), Dr Bahri, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Husein Tali dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan gerakan panen tomat dan cabai di Desa Lakalamba, Kecamatan Kusambi, pada Senin (6/2). Foto: Dok. Istimewa.

Muna Barat – Penjabat Bupati Muna Barat (Mubar), Dr Bahri, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Husein Tali dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan gerakan panen tomat dan cabai di Desa Lakalamba, Kecamatan Kusambi, pada Senin (6/2).

Pj Bupati Mubar, Bahri menyampaikan kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah penanganan inflasi daerah. Menurutnya, terdapat enam langkah penanganan inflasi yang dia lakukan, yakni sidak pasar, operasi pasar, gerakan menanam cepat panen, BTT, kerjasama antar daerah, dan subsidi transportasi.

“Hari ini kita melaksanakan salah satu langkah penanganan inflasi dengan melaksanakan gerakan menanam cepat panen yang salah satunya kegiatan panen tomat, cabe keriting, cabe indofood,” kata Bahri saat ditemui usai pelaksanaan panen di kebun tomat milik salah satu warga.

Bahri mengaku hasil panen tomat dan cabai itu nantinya akan disalurkan ke pasar-pasar yang ada di daerah itu. Dengan tujuan menutupi kebutuhan yang sifatnya lokal dan diharapkan dengan hasil yang ada, harga tomat dan cabai di Mubar dapat mengalami penurunan.

“Luas lahan yang saat ini digunakan 10 herktar. Namun luas tanah itu ditanami beberapa jenis tanaman seperti jagung, cabai, tomat dan sayuran seperti pare dan sawi. Dan untuk tanaman tomat sendiri luas lahannya sekitar 3 hektar. Dan saat ini, untuk tanam tomat sendiri sudah dua kali panen. Panen pertama diperoleh sebanyak 200 kg dan kedua sebanyak 400 kg,” ujarnya.

Selajutnya, untuk memastikan pekembangan pertanian tersebut, Bahri memastikan akan memberi bantuan dan memenuhi kebutuhan petani di wilayah tersebut.

“Kita kasihkan bibit, alsintan, saprodi, pupuk dan sebagainya sampai dengan air bersih yang menjadi keluhan petani,” terangnya.

Sementara itu, Gede Radika selaku pemilik lahan berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah terkait dengan peyediaan bibit, pupuk, penyediaan mesin penggarap lahan dan bantuan pengadaan penampungan air bersih.

“Kendala terbesar kami sekarang adalah mesin penggarap dan penyediaan air bersih karena penampungan air yang kami miliki saat ini tidak mencukupi kebutuhan dengan luas tanah yang sebesar ini,” jelasnya.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!