Kendari – Spekulasi mengenai siapa yang akan memimpin DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) pasca Musyawarah Daerah (Musda) XI semakin hangat diperbincangkan. Meski Musda diperkirakan baru akan digelar bulan depan, sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat.
Namun, Herry Asiku disebut-sebut masih menjadi calon terkuat untuk kembali menduduki kursi ketua.
Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Haluoleo (UHO), Najib Husein. Dalam wawancara pada Rabu (9/4), Najib menilai bahwa kekuatan Herry Asiku masih solid, terutama karena adanya dukungan dari para Ketua DPD II di daerah.
“Herry Asiku, Ketua DPD I Golkar Sultra, saat ini masih berpeluang mempertahankan takhta di partai beringin dengan adanya dukungan dari Irham Kalenggo, Ketua DPD II Golkar Konawe Selatan, dan Satria, Ketua DPD II Golkar Konawe Utara,” ungkap Najib.
Meski demikian, Najib menegaskan bahwa jika Herry kembali terpilih dalam Musda mendatang, kemenangan tersebut harus diiringi dengan peningkatan kinerja, khususnya dalam konsolidasi internal dan perolehan kursi legislatif.
“Kalau Herry Asiku terpilih kembali, tentu harus ada catatan-catatan kritis dari peserta Musda. Misalnya, target-target perolehan kursi di DPRD yang harus lebih ditingkatkan, serta upaya memperkuat konsolidasi hingga ke akar rumput,” ujarnya.
Najib juga menambahkan bahwa meskipun Herry dikenal memiliki kapasitas sebagai pimpinan partai dan memiliki jejaring politik yang kuat, baik di tingkat pusat maupun daerah, salah satu kritik yang sering muncul adalah kurangnya kehadiran langsung di lapangan.
“Salah satu kritik yang sering dialamatkan kepada Herry adalah kurangnya eksposur di akar rumput, karena lebih banyak berkutat pada tugas-tugas kedewanan,” katanya.
Namun demikian, menurut Najib, kelemahan tersebut masih dapat diperbaiki melalui pola komunikasi politik yang lebih masif serta penguatan struktur partai hingga ke tingkat desa.
“Tugas utama Ketua Golkar Sultra tentu menjaga kekuatan partai, bukan hanya di legislatif tetapi juga dalam kontestasi politik daerah. Jadi, ke depan, siapapun ketuanya harus lebih aktif membina jaringan hingga ke tingkat desa,” tegasnya.
Editor: Wiwid Abid Abadi
