Pengamat Politik: Jika Sukses Pimpin Muna Barat, Darwin Bisa Jadi Figur Kuat Calon Gubernur Sultra

Ketua DPD I Partai Golkar Sultra, La Ode Darwin. Foto: Dok. Sultranesia.com.

Kendari – Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kendari, Awaluddin Maruf, menilai arah kepemimpinan La Ode Darwin di Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi membuka jalan menuju panggung politik yang lebih tinggi. Namun, peluang Darwin untuk menjadi figur kuat calon Gubernur Sultra sangat ditentukan oleh keberhasilannya memimpin Kabupaten Muna Barat.

“Saya kira ini tantangan tersendiri bagi Pak Darwin karena beliau punya komitmen besar terhadap kepentingan partai. Tapi di sisi lain, ada tantangan yang mesti beliau hadapi. Saat ini beliau menjabat sebagai Bupati Muna Barat. Dalam posisi itu, Pak Darwin juga harus memikirkan bagaimana membangun Muna Barat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan pelayanan publik di sana,” kata Awaluddin kepada Sultranesia.com, Senin (3/11).

Menurutnya, kepemimpinan Darwin di Golkar Sultra akan diuji dari dua sisi, yakni kemampuan menjaga konsolidasi internal partai dan kinerjanya sebagai kepala daerah. Keduanya menjadi indikator utama apakah Darwin mampu menembus level provinsi dan menyiapkan langkah politik menuju kursi Gubernur.

“Di sisi lain, beliau punya target-target sebagai pimpinan Partai Golkar yang cukup berat. Misalnya, bagaimana memperoleh dua kursi DPR RI dan memperkuat perolehan kursi Golkar di DPRD Provinsi. Saya pikir ini membutuhkan kerja keras dan kepemimpinan yang kuat dari Pak Darwin,” ujarnya.

Awaluddin menyoroti tantangan utama Darwin di tubuh Golkar, yaitu konsolidasi kader hingga ke akar rumput dan penyatuan patron politik di internal partai pasca kepemimpinan Herry Asiku. Figur-figur senior disebut masih memiliki pengaruh besar dalam menggerakkan mesin partai.

“Tantangan pertama bagi Pak Darwin adalah bagaimana mengonsolidasikan kader-kader Golkar hingga ke tingkat akar rumput agar visi dan misinya benar-benar tersampaikan. Sebab di internal Golkar sendiri, pasca kepemimpinan Pak Herry Asiku, figur penggerak partai belum terlalu kuat untuk mendongkrak elektabilitas Golkar di Sultra,” ungkapnya.

Selain itu, Awaluddin menilai Golkar masih perlu memperkuat fungsi pendidikan dan komunikasi politik di lapisan bawah agar dapat mengembalikan kepercayaan publik. Ia menilai Darwin memiliki keunggulan dalam hal kemampuan finansial untuk menggerakkan kader, tetapi kekuatan itu harus diimbangi dengan kerja kolektif yang konsisten.

“Walaupun Pak Darwin punya modal finansial yang kuat untuk melakukan mobilisasi kader, pekerjaan ini tetap membutuhkan konsolidasi dan kerja kolektif. Saya optimistis, di sisi kekuatan finansial, Pak Darwin mampu menggerakkan kader untuk menjalankan visi dan misinya. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menyatukan patron-patron dan tokoh-tokoh Golkar agar sejalan dengan arah kepemimpinannya,” ujarnya menegaskan.

Dalam pandangan Awaluddin, kepemimpinan Darwin yang lahir dari generasi muda Golkar merupakan momentum transisi politik di Sulawesi Tenggara. Namun, keberhasilan Darwin sebagai kepala daerah akan sangat menentukan masa depannya di level provinsi.

“Kalau beliau sukses memimpin Muna Barat, maka kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya di Golkar juga akan meningkat. Tapi kalau kinerja pemerintahan di Muna Barat tidak berkembang, itu bisa jadi beban politik bagi beliau,” jelasnya.

Ia menambahkan, Muna Barat masih termasuk daerah yang tertinggal dan membutuhkan kerja nyata di bidang ekonomi, infrastruktur, dan pelayanan publik. Karena itu, keberhasilan Darwin menjalankan dua peran besar, Bupati dan Ketua Golkar Sultra, akan menjadi barometer apakah ia layak disebut figur potensial calon Gubernur Sultra.

“Kalau Darwin bisa menjalankan dua peran sekaligus, Bupati dan Ketua Golkar Sultra secara baik, ia bisa menjadi figur besar di Sulawesi Tenggara,” tutup Awaluddin.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!