Berita  

Pertamina Buka Suara soal BBM di SPBU Tapak Kuda Kendari Bercampur Air

Pertamina. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Pertamina Patra Niaga Wilayah Sulawesi buka suara soal BBM jenis Pertalite yang dijual di SPBU Tapak Kuda Kendari bercampur air dan membuat sejumlah kendaraan yang melakukan pengisian BBM di SPBU tersebut mengalami kerusakan.

Fahrougi Andriani Sumampouw,
Area Manager Comm, Rel and CSR Patra Niaga Regional Sulawesi, menegaskan pihak SPBU akan bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan kendaraan konsumen.

“Pengelola SPBU bertanggungjawab penuh untuk penanganan kerusakan kendaraan yang dialami oleh konsumen,” tegas Fahrougi dalam keterangan pers, Rabu (14/8).

Kata dia, Pertamina melakukan inspeksi secara langsung ke SPBU tersebut untuk memastikan kejadian yang sebenarnya dan melakukan langkah penanganan selanjutnya.

Pertamina telah berkoordinasi dengan pihak SPBU untuk dilakukan tank cleaning khusus untuk tangki pendam BBM Pertalite serta berkoordinasi dengan Fuel Terminal Kendari untuk penyelesaian kontaminasi.

“Pertamina memohon maaf atas kejadian ini khususnya kepada masyarakat yang terdampak. Dan tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen,” katanya.

“Sekali lagi, SPBU akan bertanggung jawab secara penuh untuk memperbaiki kendaraan konsumen yang terkena dampak pengisian BBM yang bercampur air serta memberikan kompensasi pengisian Pertamax ke kendaraan terdampak,” sambungnya.

Pihak Pertamina juga tak segan memberikan sanksi apabila SPBU Tapak Kuda Kendari terbukti melakukan pelanggaran.

“Apabila nanti setelah dilakukan investigasi SPBU tersebut terbukti secara lalai tidak mengikuti standar operasional perusahaan yang berlaku, maka akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan kontrak yang berlaku,” tegasnya.

Sebagai alternatif masyarakat dapat melakukan pembelian BBM melaui SPBU terdekat yaitu SPBU 7493103 dan SPBU 7493211 di Kecamatan Mandonga.

Jika masyarakat menemukan dan mencurigai adanya kejadian kecurangan ataupun pengaduan keluhan lainnya dilapangan, maka dapat melaporkan ke Pertamina Call Center 135.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!
Exit mobile version